Oleh: Fauzi Prayitno, M.A.*
Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw bersabda (yang artinya), “Wahai manusia, sesungguhnya Allah SWT itu suci dan tidak menerima kecuali yang suci. Dan Allah SWT telah memerintah orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul, yaitu ‘Wahai sekalin rasul, makanlah dari harta yang suci dan kerjakanlah perbuatan shaleh.’ Kemudian beliau bercerita tentang seseorang yang dalam perjalanan panjang lalu memanjatkan tangannya ke langit sambil berdoa mengucap: Ya Tuhan, ya tuhan. Namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan mengonsumsi yang haram. Bagaimana doanya bisa dikabulkan?” (HR Muslim).
Dari Ibnu Syihab berkata, Urwah bin Zubeir memberitahukan kepadaku bahwa Aisyah r.a berkata, tatkala Abu Bakar ash-Shiddiq menjabat sebagai khalifah ia berkata, “Kaumku telah mengetahui bahwa pekerjaanku (keahlianku) mampu menopang kesulitan keluargaku. Dan (sekarang) saya sibuk dengan urusan kaum Muslimin. Apakah kemudian keluarga Abu Bakar akan makan dari harta ini (baitul mal), sementara saya bekerja di dalamnya untuk kaum Muslimin?”
Dari Miqdad RA, dari Nabi Saw., “Tidaklah seseorang memakan makanan pun yang lebih baik dari pada ia makan dari pekerjaan tangannya dan bahwa Nabiyallah Daud a.s. makan dari pekerjaan tangannya.”
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw bahwa Nabi Daud AS tidak makan kecuali dari pekerjaan tanganya.
Dari Abi Ubaid Budah Abdurarahman, budak Abdurrahman bin Auf, bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Salah seorang dari kalian lebih baik mengantar sesuatu barang di atas punggungnya (menjadi kuli) itu lebih baik dari pada ia meminta kepada seseorang, lalu ia memberinya atau tidak memberinya.”
Para Shohabah dalam Bermaisyah.
Abdurrahman bin Auf.
Dari Tsabit al-Banani dari Anas berkata, “Ketika Aisyah RA berada di rumahnya, tiba-tiba ia mendengar suara yang mengagetkan kota Madinah. Ia lalu berkata, ‘Ada apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Kafilah Abdurrahman bin Auf datang dari Syam dengan 700 unta.’ Aisyah berkata, ‘Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Saya melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.’ Ucapan ini sampai kepada Abdurrahman. Ia kemudian menemui Aisyah dan bertanya atas ucapan itu. Aisyah kemudian berkata kepadanya. Abdurrahkam lalu berkata, ‘Saya bersaksi kepadamu bahwa kafilah dengan muatan, pelana, dan alas pelananya (saya infakkan) di jalan Allah ‘Azza wa Jalla’.”
Dari zuhri berkata, “Abdurrahman bin Auf bershadaqah pada masa Rasulullah Saw dengan setengah hartanya: empat ribu dinar. Kemudian, bershadaqah lagi dengan 40 ribu, kemudian bershadaqah lagi dengan 40 ribu dinar. Kemudian, ia membawa 500 kuda di jalan Allah. Kemudian, ia membawa 1500 unta di jalan Allah. Dan, mayoritas hartanya dari perdagangan.
Dari Said bin Ibrahim dari ayahnya, “Bahwa Abdurrahman bin Auf diberi makanan, sementara ia tengah berpuasa. Ia berkata, ‘Mushab bin Umair terbunuh, sementara ia adalah seorang yang dermawan (pemberi). Ia dikafani dengan kain yang bila kepalanya ditutup, kakinya terlihat; dan bila kakinya ditutup, kepalanya terlihat’.” (Dan menurutku) ia berkata, “Hamzah terbunuh, sementara ia seorang dermawan, yaitu tidak terdapat untuk mengkafaninya, kecuali sehelai kain. Kemudian dunia dilapangkan untuk kita selapang-lapangnya.” (Atau ia berkata), “Kami diberi dunia apa yang telah diberikan kepada kami, dan kami khawatir bahwa itu adalah kebaikan yang disegerakan untuk kita. Kemudian, ia menangis sehingga ia meninggalkan makanan. (HR Bukhari).
Thalhah bin Ubaidillah.
Dari Sa’di binti Auf berkata, “Thalhah datang kepadaku dan aku melihatnya dalam keadaan gelisah. Aku bertanya, ‘Ada apa denganmu?’ Ia menjawab, ‘Hartaku telah menjadi banyak dan itu menggelisahkanku.’ Aku bertanya, ‘Lalu apa yang harus kamu lakukan?’ Ia menjawab, “Saya akan membagikannya.’ Maka, Thalhah pun kemudian membagikannya hingga tak tersisa sedirham pun untuknya.”
Dari Hasan berkata, “Thalhah bin Ubaidillah menjual tanahnya dari Utsman seharga 700 ribu. Utsman kemudian membawakan uang itu kepadanya. Tatkala Utsman datang, ia berkata, ‘Seseorang telah menyimpan uang satu malam di rumahnya, sementara ia tidak tahu apa yang akan dipukulkan Allah dari perkara-Nya karena kelalaian terhadap-Nya. Ia kemudian tidur sementara utusannya menyelisihinya di jalan-jalan Madinah hingga datang waktu sahur dan tak ada satu dirham pun padanya.
Salman al-Farisi
Dari Nukman bin Hamid berkata, “Saya datang bersama paman saya kepada Salman al-Farisi di Madain, sementara ia bekerja sebagai penjual daun kurma. Saya mendengar ia berkata, “Saya membeli daun kurma satu dirham, lalu aku kerjakan dan aku menjualnya dengan tiga dirham. Satu dirham saya jadikan modal. Satu dirham saya berikan kepada kelurga dan satu dirham saya infakkan. Meskipun Umar menghentikanku, tapi aku tidak menghentikannya.
Abdullah bin Mubarak
Hibban bin Musa berakta, “Ibnu Mubarak dicela karena tidak memberikan jamuan dari hartanya, baik di negara lain maupun terhadap penduduk negerinya.”
Ia berkata, “Saya mengetahui tempat dari orang-orang yang memiliki keutaaman dan kejujuran dalam mencari hadits dan telah melakuan pencarian dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan. Bila kami meninggalkan mereka, ilmu mereka akan hilang. Sementara, bila kami menolong mereka, ilmu akan tersebar kepada umat Muhammad. Dan, saya tidak mengetahui setelah kenabian yang lebih utama daripada tersebarnya ilmu.” Maksudnya adalah bahwa Ibnu Mubarak menyalurkan hartanya untuk kepentingan para pejuang pencari ilmu. Yaitu, mereka yang akan menyebarkan agama ini kepada umat manusia. Sementara, penuduk negeri tidak mengetahuinya maksud dan tujuanya, sehingga memberikan celaan kepada Ibnu Mubaro.
Hendaknya setiap muslim mencari harta yang halal dan apa yang dihasilkan dengan gerak tangannya sendiri lebih baik haasilnya dan lebih memulyakan kehormatannya. Hendaknya benar-benar jauhi kotoran manusia (menjadi pemainta-minta) untuk kemudian memakannya ataupun menccukupi sebagian kebutuhannya.
Apabila kita merasakan lapar dan sedikit beribadah itu lebih baik daripada engkau banyak beribadah tapi kenyang dengan mendapatkan pemberian dari meminta-minta. Telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya salah seorang dari kalian mengambil tali kemudian mengumpulkan sampai membelakangi punggungnya itu lebih baik daripada ia berdiri di atas kepala saudaranya, memintanya atau mengharapkannya.” (HR Bukhari).
Telah berkata sahabat Umar RA, “Barang siapa di antara kalian yang bekerja, maka kami memujinya dan bila ia tidak bekerja, kami menuduhnya.” *Pemimpin Umum Majalah Al Uswah Tuban
0 Comments