0

Oleh: Nurhasan, S.Pd.I.*

Dunia yang sekarang kita hadapi mengalami banyak inovasi distruptif di berbagai bidang kehidupan. Inovasi distruptif adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru sehingga merusak pasar yang sudah ada dan pada akhirnya menggantikannya. Apa yang kita kelola dengan cara lama demi mencari keuntungan finansial ataupun untuk urusan-urusan sosial, selalu akan terkalahkan dan tersaingi dengan pola yang lebih baru. Sebab dikelola dengan cara lebih baik dan menggunakan teknologi yang lebih unggul.

Jika kita sekarang seorang pendidik, pengusaha, trainer, dai, enterpreneur, dan pekerja profesional lainnya harus selalu upgrade keilmuan jika tak ingin dikalahkan oleh arus zaman. Misalnya dulu beberapa demo pernah terjadi terhadap penyelenggaraan angkutan online yang tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi di banyak negara. Hal itu merupakan salah satu bentuk inovasi di bidang angkutan yang telah menggusur angkutan lama tanpa menggunakan teknologi atau aplikasi. Oleh karena itu harus dipelajari dan dipahami apa yang sedang berubah di sekitar kita sekarang.

Dari sini maka kita perlu mengembangkan kebiasaan-kebiasaan berikut agar tak gampang digilas oleh perubahan zaman. Di antaranya adalah:

  1. Mengembangkan kemampuan dalam mempelajari kompetensi baru di bidang teknologi. Hal ini tentu harus sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Kata kuncinya di sini adalah kemauan untuk selalu belajar.
  2. Selalu mengembangkan kreatifitas diri. Karena sekarang siapa yang lebih kreatif dan bermanfaat bagi yang lain dialah yang dipakai, baik dalam pekerjaan profesional maupun dalam pekerjaan-pekerjaan sosial.
  3. Membangun jaringan yang luas. Sekarang adalah era jaringan sehingga koneksi kita ke dunia maya seharusnya membuat kita semakin memperluas jaringan kerja kita dengan berbagai pihak.
  4. Membangun ketahanan diri secara emosional dan spiritual. Ini tak lain adalah kita bisa menghadapi efek-efek negatif yang ditimbulkan dari zaman kemajuan seperti sekarang. Dan kemampuan membangun diri secara emosional dan spiritual sangat ditentukan oleh ibadah-ibadah yang kita lakukan setiap hari. Karenanya beruntung kita memiliki agama; agama kita mengajarkan ibadah shalat wajib yang lima waktu maupun ibadah-ibadah yang bersifat sunah.

Kita akan menghadapi dunia yang semakin berubah dengan kecepatan lebih cepat dari saat-saat sekarang yang kita hadapi. Jika benteng pertahanan diri secara spiritual dan emosional kita bentuk dari ibadah yang sehari-hari kita kerjakan, saya percaya kita akan dianugerahi optimisme, keyakinan, kesabaran, keuletan, dan keberanian untuk menghadapi semua yang sedang berubah di sekitar kita.

Dan pada akhirnya kita tidak terlalu menyalahkan keadaan sekarang yang telah menimbulkan “korban” dari bidang kehidupan, karena bidang yang telah ditekuninya telah tergantikan oleh bidang-bidang yang menggunakan teknologi dan cara-cara baru. Sementara yang menjadi korban adalah orang-orang yang menggunakan teknologi lama.

Di sisi yang lain, setiap hari kita akan selalu dihadapkan dengan permasalahan hidup yang beragam dan tumpang tindih. Tidak jarang juga belum selesai urusan yang satu sudah muncul urusan lain, karenanya jika ingin selalu eksis dalam kehidupan ini kita dituntut untuk bisa menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut dengan cerdas dan sikap yang tepat.

Agar hidup kita dinamis dan tak gampang tergilas oleh zaman. Apalagi dari zaman ke zaman situasinya selalu berbeda. Sehingga kita tidak boleh diam. Harus selalu berusaha untuk bergerak demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Allah Swt., berfirman: “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Di ayat ini Allah Swt tegaskan semua perubahan tak ada yang instan. Butuh proses, pengorbanan, dan usaha yang berdarah-darah jika ingin menghasilkan sesuatu. Apalagi sesuatu tersebut terkait dengan cita-cita dalam membangun kebaikan di tengah-tengah masyarakat.

Sehingga jika kita ingin maju maka cara menyikapi zaman harus sesuai dengan zamannya. Jangan sampai dulu dengan sekarang penyikapan kita sama dan tak ada bedanya sama sekali. Terkait dengan ini Enstein pernah berkata, “Kegilaan adalah melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil berbeda.”

Dalam sebuah strategi perang juga dikatakan, “Antara perang satu dengan perang yang lain pasti berbeda situasi dan kondisinya. Jika ingin menang terapkan strategi yang sesuai dengan kondisi pertempuran.” Karenanya kita jangan pernah berhenti dan bosan untuk selalu belajar dan menciptakan strategi-strategi baru untuk menghadapi setiap zaman dalam kehidupan ini. Mari terus bergerak untuk taklukan kehidupan dengan cara mencari ilmu dan praktek langsung di lapangan. Dan kemudian hasilnya kita pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Sebuah proses akan berbanding lurus dengan hasil. Prosesnya baik hasilnya juga akan baik dan memuaskan. Insya Allah. *Pengurus KSPPS Uswah Mandiri Sejahtera


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp