0

Oleh: Fauzi Prayitno, M.A*

 

إِذَا ضَاقَ الْأَمْرُ اتَّسَعَ وَإِذَا اتَّسَعَ ضَاقَ

Segala sesuatu, jika sempit maka menjadi luas, dan jika (kembali) luas maka menjadi sempit

Kaidah di atas barangkali tidak asing lagi di telinga kita. Kalimat ini akan kita dapati ketika menyimak motivasi. maka, tidak mengherankan jika kesan pertama kita saat mendengarnya spontan mengarah pada upaya membuka peluang saat menemui halangan.

Islam datang sebagai rahmat bagi umat manusia. Bukti rahmat tersebut adanya rukhshah (keringanan). Jika seorang hamba mengalami suatu kesulitan maka terbuka cara yang baru, apabila kesulitan tersebut hilang maka hukumnya kembali pada hukum asal.

Maksud Dhaqa (sempit) pada kaidah di atas memikili arti yang sama dengan masyaqqah (kesulitan). Adapun arti ittasa’a juga memiliki arti yang mirip dengan taisir (kemudahan) dan rukhshah (keringanan). Atas dasar inilah barangkali yang menyebabkan Syihabuddin al-Hamawi (Ghamzu ‘Uyunil Bashair, 1/273) dan as-Subki (al-Asybah wan Nazhair, 1/49) berpendapat bahwa kaidah ini semakna dengan kaidah al-Masyaqqatu Tajlibut Taisir.

Rahmat Allah ta’ala inilah yang akan memotivasi setiap muslim untuk terus berkembang. Bila mana menemui kesulitan dalam suatu aktifitas, maka akan terpacu untuk melakukan cara baru yang sebelumnya tak terfikirkan. Sepanjang cara tersebut tetap dalam koridor perbuatan yang di perbolehkan.

Perkembangan ilmu dan kecanggihan tehnologi turut serta memberikan kemudahan dalam mendorong ditemukannya cara baru dalam melaksanakan tugas ataupun amanah.

Maka sedemikian banyak alasan bagi kita untuk tetap berkreasi di masa pandemi daripada mencari alasan untuk berhenti berkreasi dan berinovasi. *Kepala Divisi HRD LPIT Al Uswah Tuban

(Admin)


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp