Oleh: Masruhin, M.A.*
Tidak terasa Bulan Ramadan sebentar lagi tiba. Ramadan yang lalu adalah Ramadan pada masa pandemi. Sepertinya Ramadan besok adalah adalah Ramadan yang sama. Ramadan yang suasananya berbeda. Ramadan dengan slogan “Ramadan #dirumahaja.”
Ada sebuah doa yang sering kita dengar menjelang Ramadan tiba. Doa yang sering dilantunkan dari mushola-mushola menjelang salat lima waktu pada bulan Rajab dan Sya’ban. Doa itu adalah :
Artinya : “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban. Dan jumpakanlah kami kepada bulan Ramadan.”
Doa ini merupakan pengharapan seorang muslim agar dapat berjumpa kembali dengan bulan Ramadan. Sebuah kerinduan yang lama tersimpan dan berharap dipertemukan kembali dengan bulan yang mulia. Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan penuh pahala dan ampunan. Bulan yang Allah SWT memberikan ampunan atas dosa-dosa hambanya. Bulan yang dapat menghapus dahaga dari kekeringan ruhani.
Dalam kondisi pandemi, di saat sebagian orang mengalami keputusasaan menghadapi pandemi Covid-19, Allah SWT hadirkan bulan yang istimewa. Bulan yang penuh makna. Bulan yang penuh keistimewaan. Bulan yang jika manusia mampu menjalani dan pandai mengambil hikmahnya, ia akan menjadi manusia yang selamat dan beruntung. Bukan hanya di dunia, tetapi juga kelak di akhirat. Mereka adalah orang-orang beriman yang mendapatkan gelar Muttaqien.
Bulan Ramadan merupakan kado terindah bagi umat Islam. Agar umat Islam tidak berlarut-larut dalam kekalutan dan kesedihan menghadapi bencana demi bencana, termasuk wabah corona. Dapat berjumpa kembali dengan bulan penuh yang penuh berkah.
Karena kemuliaan bulan ini tentunya sebagai manusia beriman tidak seharusnya berputus asa dan patah semangat menjalani bulan Ramadan. Meskipun masa pandemi tak kunjung berakhir. Ramadan pada masa pandemi sebaiknya dijadikan sebagai obat dan terapi. Sebagai obat dan terapi untuk kesehatan fisik dan psikis, untuk kesehatan jasmani dan ruhani.
Kita ingat bahwa salah satu manfaat (hikmah) puasa bulan Ramadan adalah bahwa berdasarkan kajian para ahli (kompas.com) puasa dapat mengontrol gula darah, mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan kesehatan otak, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan hormone pertumbuhan, dan memperbaiki suasana hati (mengurangi stress).
Dengan banyaknya manfaat puasa di atas tentunya bagi orang yang berpuasa akan menjadikan dirinya lebih sehat secara jasmani. Ia akan jauh lebih sehat dan kuat.
Sedangkan secara ruhani, bulan Ramadan merupakan syahruttarbiyah, bulan pendidikan dan pelatihan. Menjaga hawa nafsu dan melatih diri untuk dapat menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya. Menjalankan puasa dengan penuh kesungguhan, menjauhi sesuatu yang dilarang yang dapat membatalkan puasa, menjalankan kewajiban dan sunnah-sunnah dalam bulan Ramadan, serta segala macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Ibadah yang dilipatgandakan pahalanya di bulan Ramadan ini tentu menjadi spirit tersendiri. Spirit bagi kita yang mengalami kegamangan hidup dan kekeringan ruhani. Bulan yang akan mengembalikan mereka pada kesucian dan kemenangan. Kembali suci setelah melewati masa penyucian diri di bulan Ramadan dan merayakan kemenangan setelah melewati peperangan melawan hawa nafsu.
Semoga kita dapat berjumpa kembali dengan bulan yang mulia, bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Bulan yang akan menjadikan kita kembali suci dan menuju kemenangan. Dan semoga Ramadan pada masa pandemi ini tidak menyurutkan kita menggapai kesehatan jasmani dan kesehatan ruhani menuju keridaan Allah SWT. Aamiin. *Kepala SMAIT Al Uswah Tuban
0 Comments