Oleh: Ustaz H. Shobirin, Lc.*
Pertanyaan:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Ustaz, sebagai seorang muslim, bagaimana memaknai bertambahnya usia? Mohon penjelasannya. Jazakallahu khairan. 081134xxxxx
Jawab:
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh,
Penanya yang dirahmati Allah Swt, dengan bertambahnya umur seseorang, yang pertama yang harus ia lakukan adalah mensyukuri nikmat panjang umur yang dianugerahkan Allah kepadanya. Selanjutnya mereflesikan diri sejauh mana perjalanan hidup yang telah ia lalui. Berbagai kesalahan yang ia lakukan di masa lalu jangan sampai terulang lagi. Selain itu, ia juga harus bertekad untuk meningkatkan amal kebaikan yang selama ini ia lakukan. Serta, hendaknya selalu berdoa semoga diberi umur panjang dan banyak amal salehnya. Itulah nilai utama yang dapat ia petik dari pertambahan usia manusia. Ada empat hal penting yang mesti dipetik dari bertambahnya usia, yaitu:
Pertama, adanya orientasi ke masa depan
Bercermin pada masa lalu demi perbaikan masa depan adalah bentuk muhasabah yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahkan, hal itu telah Allah abadikan dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hemdaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( Q.S. Al-Hasyr:18).
Ayat mulia ini menurut Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya merupakan dasar muhasabah bagi seorang hamba yang seyogyanya tidak pernah lepas dari gelitik pikirnya. Bila ia pernah berbuat kesalahan hendaklah ia menyesalinya, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan menutupnya dengan taubatyang sebenar-benarnya. Bila ia pernah melalaikan perintah Allah, hendaklah ia memohon pertolongan Allah agar segera menyempurnakannya.
Kedua, yakin bahwa setiap perbuatan baik dan buruk kelak akan dimintai pertanggung jawaban
Keyakinan bahwa setiap kebaikan dan keburukan kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah, akan mendorong kita selalu mengisi kehidupan ini dengan amal kebaikan. Manfaat amal kebajikan yang kita kerjakan di dunia, kelak di akhirat akan kembali kepada kita. Pun sebaliknya. Allah berfirman:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (Q.S. Al Isra’:7)
Ketiga, menghargai waktu
Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa memanfaatkan waktu dengan tiga hal, yaitu meningkatkan iman, beramal saleh, dan meningatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Allah berfiman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al ‘Ashr: 1-3).
Secara umum, dalam ayat di atas Allah menyatakan bahwa setiap manusia sungguh dalam kerugian kecuali yang memiliki empat ciri:
1. Iman kepada Allah. Iman tidak mungkin ada tanpa adanya ilmu. Karena ilmu merupakan cabang dari iman. Iman tanpa ilmu tidak akan sempurna.
2. Amal saleh. Ini mencakup segala bentuk amal kebaikan baik yang dzahir maupun batin, berkaitan dengan hak Allah maupun hak hamba, wajib maupun sunnah.
3. Menasehati dengan kebenaran berupa iman dana mal saleh. Maksudnya, sebagian dari mereka menasehati sebagian yang lain dan memerintahkannya berbuat kebenaran.
4. Menasehati agar menetapi kesabaran, baik ketika melakukan ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat kepada Allah, ataupun sabar menghadapi takdir Allah.
Dengan keempat perkara ini seseorang akan selamat dari kerugian dan menuai keberuntungan.
Keempat, bergaya hidup hemat
Kita harus mampu membelanjakan harta kita dengan hemat, dengan cara mengelola harta sebaik mungkin. Islam mengajarkan kita agar membiasakan diri hidup hemat, sederhana, dan tidak kikir. Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Q.S. Al Furqon: 67).
Ayat di atas menegaskan bahwa Allah memerintakan kita agar tidak berlebih-lebihan tatkala kita membelanjakan harta. Belanjakanlah dengan sederhana, tidak boros dan tidak kikir.
Wallahu ‘alam bishshowab. Semoga bermanfaat. *Waka Kesiswaan SMPIT Al Uswah Tuban
0 Comments