Dalam rangka mengenalkan jajanan hasil produk kearifan lokal, Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Al Uswah Tuban menyelenggarakan festival jajanan khas Tuban. Dengan tema “Tuban Bumi Wali” subtema “Jajanan Khas Tuban”. Tercatat 900 menu disajikan dalam bentuk siap santap yang terbagi menjadi 10 stand. Terdapat 90 menu di tiap 3 jenis olahan di masing-masing standnya.
Masing-masing stand dijaga oleh pendidik dan wali muridnya dengan memakai kostum layaknya penjual asli di lapaknya. Mereka saling kolaborasi dalam menyukseskan festival ini. Anak-anak bisa membeli sesuai kesukaan di masing-masing stand yang ada.

Anak-anak yang beli membawa Rp 5.000 dari rumahnya dengan perincian pecahan Rp 2.000 satu lembar, Rp 1.000 dua lembar, dan Rp 500 dua keping. Ini dilakukan sebagai upaya mempermudah dalam transaksi jual beli di tiap standnya. Selain itu, upaya sekolah dalam mengenalkan berbagai jenis pecahan uang kertas dan logam.
Total ada 239 siswa di 10 kelas yang terbagi di TK A dan TK B. Pendidik 20 orang dan tenanga pendidikan 6 orang terlibat dalam kegiatan ini.

Yang unik hasil dari penjualan akan dimasukkan ke kas kelas masing-masing. Sehingga masing-masing stand akan berupaya untuk habis dagangannya. Pendidik dan wali murid dituntut untuk kreatif dalam menarik pembeli.
Adapun jenis jajanannya, yakni serabi, dumbek, gemblong, pelas palang, nagasari, kue pasung, kucur, dan aneka jajanan lainnya. Es mambo, es cao, es siwalan, es lilin, es dawet.

Festival jajajanan ini bersamaan dengan kegiatan gema asmaul husna di TKIT Al Uswah Tuban, Jumat, 31 Januari 2020 ini serempak dilakukan seluruh sekolah di Indonesia yang masuk dalam naungan JSIT jenjang Pendidikan Anak Usia Dini.
Agendanya; doa pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, senandung asmaul husna, dan doa penutup. Dilanjut festival jajanan khas Tuban.

Kepala TKIT Al Uswah mengatakan bahwa acara ini sengaja digelar untuk lebih mengenalkan ke anak-anak usia dini bahwa daerah kita mempunyai aneka kuliner yang banyak dan enak-enak juga. Ini merupakan warisan yang sangat mahal dari peradaban yang perlu kita jaga bersama. Jajanan ini masih eksis hingga saat ini dengan penggemar yang banyak pula. Kita syukuri dengan melestarikannya dari masa ke masa.
Setiap jajanan meliki nilai sejarah dan filosofinya masing-masing. Yang mungkin di daerah lain berbeda nilainya. Kita patut bangga atas kekayaan ini. Kegiatan semacam ini akan terus kami agendakan sebagai upaya menjaga kelestarian lokal.

Kami selalu berupaya memberikan yang terbaik buat anak-anak didik. Dari setiap proses pembelajaran, ngaji, kebiasaan, hingga kegiatan yang seperti ini. Semoga selalu istikamah.
0 Comments