Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Hadits tersebut menjadi motivasi bagi ustaaz Ahmad Fikri Baihaqi untuk berusaha dan bertekad untuk menyelasaikan hafalan Al Qur’an 30 juz. Beliau merupakan pengampu Al-Qur’an di SMPIT Al Uswah Tuban sekaligus musyrif. Pendidik yang berasal dari Jember ini sempat menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso, selama belajar di sana beliau mampu menghafal 8 juz Al Qur’an.
Ustaz Baihaqi sebagai mana ia sering disapa di sekolah. Ia pemuda asli Jember, Jawa Timur ini patut diteladani. Di usia mudanya (21 tahun) ia telah menyandang hafiz 30 juz Al-Qur’an. Pemuda yang kini mengabdi sebagai pendidik di SMPIT Al Uswah Tuban ini tuntas dalam waktu sangat singkat, hanya 1 bulan.
Ustaz Baihaqi mengeyam pendidikan dasar di SDN Karangrejo 3 Jember, berlanjut di SMP-SMA Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso Jawa Timur. Ia mulai menghafal Al-Qur’an mulai masuk di pondok kelas 7 SMP. Hingga kelas 9 SMP ia menuntaskan hafalan 4 juz, juz 1, 2, 30, dan 29. Berlanjut saat di SMA, ia melanjutkan hafalan dan punya 4 juz tambahan, yakni juz 3, 4, 27, dan 28.
Seusai lulus SMA, ia lantas menjadi pendidik di SMPIT Al Uswah Tuban. Mendidik santri generasi Qur’ani. Karena masih ada kekurangan 22 juz, di sela libur sebulan, Baihaqi memilih menuntaskan hafalan di daurah qur’an Yayasan Karantina Tahfiz Al-Qur’an Nasional, Kuningan, Jawa Barat. Alasan memilih di Kuningan karena saran dari teman ngajarnya Ustazah Lilis untuk pergi kesana.

Dalam menghafal di Kuningan, Ustaz Baihaqi memakai metode yadain. Yadain adalah menghafal dengan memahami arti sampai mentadabburi Al-Qur’an. Sehingga lebih cepat menghafal.
Target dari sana (Kuningan, red), 23 halaman tiap harinya. Di pekan pertama di sana tiap hari dapat 8-10 halaman. Di pekan kedua naik jadi 14-17 halaman. Sedangkan pekan ketiga 18-21 halaman. Terakhir pekan keempat sampai 26 halaman. Sehingga bisa sampai 30 juz untuk disetorkan muhafiz, jelasnya.
Waktu menghafal ada 12 jam per hari. Dibagi saat bangun pukul 03.00 – tahajud. Ada program ziyadah (setor hafalan yang baru) sampai pukul 07.00 pagi 2 halamn. Secara bertahap langsung bisa setor per hari 10 halaman di pekan pertama, cerita Baihaqi.
Ia terbantu dengan kemampuan basic bahasa arab ketika mondok di Al Islah Bondowoso. Ia mengaku lebih cepat hafal. Pengalaman sewaktu nyantri di Bondowoso sangat membantu.
Selama di Kuningan ada kesulitan di awal masuk. Sebagai bentuk adaptasi di sana. Selain itu, ada ayat-ayat tertentu yang agak sulit dihafal. Alhamdulillh bisa terlalui dengan baik. Agak lebih lama menghafal jadinya. Selain lulus 30 juz, juga lulus tahsin (cara membaca Al-Qur’an dengan benar), tasmi’ juga lulus.
Ia tak lupa berbagi tips menghafal dengan mudah dan cepat. Pertama, niat karena Allah Swt. Kedua, sehat jasmani dan rohani. Ketiga, tidak bermaksiat. Keempat, metode menghafal yang cocok. Kelima, lingkungan yang mendukung.
“Motivasi yang kuat untuk menghafal itu kuncinya. Saya merasa sangat tenang dalam beribadah, dalam berkehidupan selama di Kuningan. Sehari itu fokus untuk akhirat. Mulai fikiran, hati untuk akhirat. Seolah-olah tidak terfikirkan dunia”, kata Ustaz Baihaqi.
Setiap orang itu bisa menjadi hafiz, asal punya niat yang sangat kuat. Ketika dia mau berusaha dan menemui cara yang tepat. Jadikan Al-Qur’an sebagai titik balik menuju hidup yang lebih baik.
Kepala SMPIT Al Uswah Tuban Ustazah Iin Suryani mengatakan Baihaqi itu orangnya santun, semangat dalam menghafal Al-Qur’an. Ia juga telaten dengan anak-anak baik di asrama maupun di kelas. Selalu rapi dalam berpakaian, bisa menjalankan amanah yang diberikan dengan baik dan tuntas.
Kami sangat mengapresiasi sekali atas apa yang sudah dicapai oleh Baihaqi. Tentu prestasi ini sangat membanggakan karena mampu mengisi waktu liburan sekolah selama satu bulan untuk menghafal Al-Qur’an hingga tuntas 30 juz. Ini merupakan cita-cita yang diharapkan oleh orang tua beliau.
Kami berharap semoga apa yang sudah dicapai bisa senantiasa dimuroja’ah secara kontinyu. Sehingga menjadi hafalan yang mutqin sepanjang hayat dan mampu menghiasi segala gerak-gerik beliau. Tentunya bisa menginspirasi para guru lainnya juga. Selain itu untuk anak-anak kami peserta didik di SMPIT Al Uswah Tuban. (Admin)
0 Comments