Oleh: Dea Lonita Sari, S.Pd*
Di era sekarang pasti cukup sulit untuk membuat anak rajin belajar, entah belajar dalam bidang akademik maupun non-akademik. Mereka pasti memiliki berbagai macam alasan agar tidak menuruti kemauan orang tuanya. Apalagi anak-anak yang bersekolah di asrama sebagai orang tua tidak mampu memantau anak secara langsung hanya dapat memantau ketika anak sedang pulang dan libur sekolah. Orang tua juga terkadang sudah kehabisan cara agar anak mau belajar dan mendengarkan nasihat orang tua. Namun, setelah diperhatikan anak juga memiliki kelemahan di mana akan ada saatnya mereka luluh dan mendengarkan omongan orang tuanya. Gimana sih caranya? Lalu apa yang harus dilakukan sebagai orang tua?
Orang tua perlu memberlakukan sistem reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dalam mendidik anak agar bisa membedakan mana perbuatan baik dan perilaku yang buruk. Punishment disebut berhasil bila memenuhi dua syarat yaitu tidak menimbulkan luka batin di dalam hati anak dan memberikan dampak jera.
Anak belum memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri sehingga diperlukan reward yang tepat guna meningkatkan motivasi anak. Jangan sampai anak berprestasi atau anak yang berperilaku terpuji merasa tiada gunanya menjadi anak ‘manis’ karena perlakuan yang diterima sama saja dengan anak lain. Sebagai orang tua mungkin tidak tahu apa yang ada di dalam hati atau pikiran anak jika mereka mampu melakukan sesuatu dengan baik tapi tidak mendapatkan reward dari orang tua dan mungkin akan timbul perasaan iri jika melihat temannya yang berhasil melakukan sesuatu dan mendapatkan reward dari orang tuanya.
Orang tua yang memutuskan untuk memberikan reward pun perlu berhati-hati sebab bila keliru, sistem reward bukannya memacu anak berperilaku positif justru bisa membuat anak ketergantungan kepada reward. Artinya, anak bisa menjadi malas melakukan sesuatu yang tidak memberikan imbalan kepada mereka.
Ada beberapa jenis reward yang dapat diberikan orang tua kepada anak misalnya berupa pujian. Selain kalimat pujian, orang tua juga bisa memberikan barang yang diperlukan anak. Terkadang ada anak yang tidak mengharapkan barang apapun dari orang tua. Sebaliknya justru mereka menginginkan waktu kebersamaan yang lebih banyak dengan orang tua yang sering sibuk dengan urusan di luar rumah. Sama seperti sebuah punishment harus memberikan efek jera pun demikian bila memang memberi reward haruslah memang yang juga berharga di mata anak.
Namun sebagai orang tua harus menghindari sikap yang memberikan hadiah kepada anak dalam bentuk ‘sogokan’. Sikap yang selalu menyogok inilah yang akan membuat anak menjadi tergantung kepada hadiah dan bisa membuat anak malas melakukan sesuatu bila tidak ada imbalan yang diberikan kepada mereka.
Mengkhawatirkan jika kelak sampai dewasa anak selalu mengharapkan imbalan jika ingin mengerjakan sesuatu. Jauh lebih bermanfaat dan efektif memberikan hadiah kepada anak yang sudah rutin mau belajar sendiri daripada ‘menyogok’ anak yang masih malas-malasan belajar supaya mau belajar. Akhirnya, tugas sebagai orang tua adalah menyadarkan anak jika hadiah terbaik untuk sebuah kebaikan adalah kebaikan itu sendiri. *Guru BK dan SBK di SMPIT Al Uswah Tuban
0 Comments