Siapa orangtua yang tak bangga bila mepunyai buah hati yang hafal Al-Qur’an. Suatu kebanggaan yang luar biasa jika memilikinya. Rasa bahagia ini sungguh menjadi nilai yang tak terbalaskan oleh apapun. Maka sangat beruntung jika ada orangtua yang demikian itu.
Mungkin ini yang dirasakan oleh orangtua ananda Afanin Ulya’ Amirah kelas 12 IPA SMAIT Al Uswah Tuban. Remaja asli Bangkalan Madura Jawa Timur ini berhasil menjadi hafizah di usia yang cukup belia, 17 tahun. Ia merampungkan hafalan 30 juz ketika masih duduk di kelas 11 SMAIT Al Uswah Tuban. Tak cukup banyak waktu dalam proses menuntaskannya, ia sukses di kurun waktu 25 bulan.
Fanin -sapaan akrabnya- mulai serius menghafal Al-Qur’an sejak masuk kelas 10 SMA. Di kelas 10 ia menuntaskan 9 juz Al-Qur’an. Berlanjut di kelas 11 SMA dengan menyelesaikan 17 juz Al-Qur’an. Semuanya dilakukan di SMAIT Al Uswah Tuban. Sedangkan 4 juz yang masih kurang, ia tuntaskan dalam waktu 30 hari saat mengikuti dauroh murojaah di Yayasan Ahlil Qur’an Kendal Jawa Tengah. Jadi total menghafal Al-Qur’an ananda Fanin selama 25 bulan. Luar biasa.
Afanin Ulya’ Amirah (paling kanan) (Foto: Admin/2020)
Pagi Fanin setor hafalan, sore murajaah, mengulang setoran hafalan kembali dan malam mempersiapkan hafalan untuk disetorkan pagi hari. Begitu seterusnya hingga berhasil tuntas. Dalam menjadi hafiz perlu kerja keras dan komitmen yang tinggi dalam meraihnya. Harus selalu semangat dan berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Mohon petunjuk kepadaNya Sang Maha Memberi Ilmu.
Keinginan menjadi hafiz Al-Qur’an terus muncul ketika dirinya duduk di bangku sekolah. Sejak saat itu (masuk SMAIT Al Uswah Tuban), semakin termotivasi untuk menghafal hingga tuntas. Niat mulianya ini, selalu didukung oleh kedua orang tuanya. Meskipun orangtuanya tidak mengharuskan tuntas sampai 30 juz, ananda Fanin terus bersemangat menyelesaikannya. Karena ia ingin membahagiakan orangtua di dunia dan akhirat menjadi seorang hafizah. Sekaligus membuktikan kepada mereka bahwa ia mampu menjadi penghafal Al-Qur’an.
Fanin sebenarnya sejak di TK sudah mulai tertarik menghafal Al-Qur’an. Yang didukung oleh lingkungan saat sekolah usia dini. Namun, di jenjang sekolah menengah baru serius untuk menuntaskannya.
Di SMAIT Al Uswah sendiri siswa diberikan program yang mendukung untuk menjadi hafizah. Salah satunya programnya, yakni syahrul qur’an. Dalam program ini, siswa fokus menghafal Al-Qur’an dengan target tertentu yang telah disepakati bersama.
Selama 30 hari di Kendal, dalam proses menghafal Al-Qur’an, ia mampu menyelesaikan hafalan dasar (murojaah dan teknis dasar lainnya) sehari 20 halaman atau 1 juz. Hingga akhirnya 30 hari bisa tuntas 4 juz. Sebab, setiap hari ditarget setoran hafalan sebanyak 5 kali. Dan itu terus ia lakukan sehari-hari dengan semangat. Niat kuatnya, aku harus bisa menjadi hafizah dan membuat bangga orangtua ku.
Di Kendal sendiri ia lebih bisa fokus menghafal Al-Qur’an. Dalam menghafalnya membutuhkan waktu lebih cepat jika fokus. Jika masih bersekolah akan terbagi konsentrasinya dengan pelajaran sekolah sehingga lumayan lama. Namun, ia tetap semangat dan konsisten. Menggapa itu sebagai tantangan yang harus dilewati. Dan, akhirnya ia telah membuktikan bahwa saat kelas 11 SMA sudah hafal tuntas.
Di kelas 12 SMA saat ini ia lebih fokus untuk memperdalam kualitas hafalan. Selalu murojaah setiap harinya sambil menyipkan ujian sekolah yang sebentar lagi ia jalani. Motivasinya Fanin menjadi hafizah, yakni kelak di hari akhir nanti tetap menjaga Al-Qur’an agar tetap ada dan mempersembahkan yang terbaik buat orangtua.
Kini Fanin akan lulus dari SMA. Salah satu mimpinya ingin ke Yayasan Ahlil Qur’an di Kendal untuk ikut dauroh murojaah. Sehingga lebih mematangkan hafalan yang telah ia genggam saat ini. Setelah itu Fanin ingin kuliah di PTN Surabaya dengan mengambil jurusan farmasi.
“Ketika saya kuliah nanti, selain di kampus saya berkeinginan mengajar di Griya Tahfiz Qur’an di Surabaya.” Katanya.
0 Comments