Tepat pada hari senin tanggal 29 Juni 2020 dan setiap tanggal yang sama tiap tahunnya diperingati sebagai sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Meski demikian, peringatan ini belum terlalu dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini mengapa upaya memasyarakatkan Hari Keluarga Nasional perlu lebih dioptimalkan. Sebab, esensi bagi nilai-nilai dalam keluarga terus dikampanyekan untuk keharmonisan.
Di beberapa negara lain, juga memperingati hari keluarga di Amerika Serikat, misalnya, menyebut dengan istilah Family Day, yang pertama kali diperingati pada hari Minggu pertama bulan Agustus 1978. Fakta sejarah telah mengukir tentang hal itu. Semua negara menganggap penting dalam upaya ketahanan keluarga.
Nama serupa juga dipakai Afrika Selatan, yang diperingati sejak tahun 1995. Sementara Australia mendeklarasikan Hari Keluarga pada Selasa minggu pertama November 2007, saat pelaksanaan Melbourne Cup. Akhirnya, secara global Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional pada tahun 1994.
Harganas sendiri, sebagaimana dikutip dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperingati dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan. Maka, ada yang mendefinisikan bahwa Hari Keluarga tidak hanya untuk keluarga; tetapi hari yang dirayakan untuk berbagai komunitas termasuk bisnis dan kelompok masyarakat tertentu. Harganas juga ditujukan untuk menghidupkan fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga.
Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi semata, tetapi terdapat fungsi fungsi lain yang tidak kalah pentingnya. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 dan PP Nomor 21 Tahun 1994 menjelaskan bahwa minimal ada delapan fungsi yang harus dijalankan oleh suatu keluarga, yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan. Tirto,id.
Mengutip dari Kominfo.id, tahun ini menjadi peringatan HARGANAS ke-26 dengan tajuk ‘Hari Keluarga, Hari Kita Semua’ dan pesan inti ‘Cinta Keluarga. Cinta Terencana’. Di mana puncak peringatan HARGANAS XXVI akan berlangsung di Kota Banjarbaru, Kalimatan Selatan pada 6 Juli 2019 mendatang.
Peringatan HARGANAS XXVI merefleksikan 4 konsep pendekatan ketahanan keluarga yaitu Keluarga Berkumpul, Keluarga Berinteraksi, Keluarga Berdaya, serta Keluarga Peduli dan Berbagi.
Termasuk menguatkan kembali Gerakan Kembali ke Meja Makan dan Delapan Fungsi Keluarga (agama, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, sosial pendidikan, reproduksi, sosial budaya, dan lingkungan). Konsep ini sangat bermanfaat dalam menghadapi Era 4.0 agar anggota keluarga tetap memiliki ketahanan dan tetap berinteraksi langsung di tengah pemanfaatan teknologi yang kian dikedepankan.
Dalam keluarga perlu menerapkan pendidikan yang pertama bagi anak. Pendidikan yang kuat dan mudah untuk dilakukan. Mulai hal kecil hingga besar. Setidaknya ada tiga ajaran guru bhakti meliputi tiga kompetensi dasar yang harus ditempuh secara holistik yang ketiganya menjadi satu kesatuan dalam membangun pribadi yang matang.
Pertama adalah guru rupaka atau orang tua sebagai pendidik karakter dan kepribadian. Kedua adalah adalah guru pangajiyan atau orang tua sebagai guru nilai-nilai spiritualitas, dan ketiga adalah guru wisesa atau orang tua sebagai pendidik nilai-nilai kepemimpinan.
Dengan tercapainya tiga kompetensi tersebut, diharapkan bahwa visi rumah idaman bisa terwujud. Yaitu bangunan rumah tangga yang di dalamnya terdapat kasih sayang. Kasih sayang tersebut terbentuk karena ada waktu berkumpul keluarga. Waktu berkumpul tersebut terwujud dengan indah dengan adanya ruang bertemu yang baik dengan lingkungan yang mendukung. Dengan tercapainya hal-hal tersebut, komunikasi akan terbangun dengan baik antar elemen keluarga.
Masa depan keluarga idaman bagaimanapun tidak bisa lepas dari bagaiamana membangun anak sebagai aktor perubahan yang akan memerankan figur pemimpin masa depan. Anak menjadi titik sentra dalam menerka gambaran masa depan. Bagaimanapun merekalah yang akan membawai peradaban kelak. Keluarga adalah harta yang paling berharga. Dari apapun itu, bahwa keluarga yang utama.
Bgaian indikator dari tumbuhnya keluarga harmonis, pertama adalah cairnya suasana dengan komunikasi yang hangat. Ruang bertemu keluarga juga membangun wadah menumpahkan permasalahan keluarga untuk menuai solusi. Dengan ruang bertemu keluarga tersebut menjadi sarana rencana membahas masa depan dan rencana-rencana terdekat untuk kebaikan bersama. Keluargaku, tempat singgah ternyaman. (Admin)
0 Comments