Berkurban adalah salah satu amalan yang paling Allah cintai di Hari Nahr (Idul Adha). Kata kurban berasal dari akar kata qaraba yang berarti dekat. Kurban adalah bentuk amalan yang tujuan utamanya meningkatkan kedekatan diri dengan Allah. Pasti setiap orang pengen berkurban, iya kan sobat?
Mayoritas ulama mazhab Syafii, Maliki, dan Hanbali sepakat bahwa hukum kurban adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sementara itu, mazhab Hanafi menghukumi wajib berkurban untuk orang yang mampu secara finansial.
Jika Sahabat bertanya, apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT saat Idul Adha? Kurban, maka berkurbanlah kamu dengan mengharapkan rida-Nya semata. Dimana ada banyak hikmah yang terkandung oleh yang berkurban dan yang mendapatkannya.
Kok, bisa? Kurban adalah amalan yang akan menyenangkan diri sendiri dan orang lain, itulah kenapa Allah SWT sangat menyukai hambanya yang berkurban. Bahkan ada banyak sekali hikmah membagikan hewan kurban, dimana sahabat masih boleh memakan hewan kurban mu sendiri.
Sebagai salah satu amalan yang dicintai Allah, kurban memiliki keutamaan-keutamaan sebagai berikut:
Hewan kurban akan menjadi saksi di hari kiamat
Hewan yang darahnya mengalir untuk ibadah kurban akan ikut menjadi saksi atas orang yang berkurban di hari kiamat kelak.
Rasulullah bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا
Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya (HR. Tirmidzi no. 1493 & HR. Ibnu Majah no. 3126; hadis hasan menurut Imam Suyuti).
Terkandung pahala di setiap anggota tubuh hewan kurban
Ulama mazhab Hanafi, Imam Ali Al-Qari, menjelaskan bahwa hewan kurban didatangkan di hari kiamat beserta setiap anggota tubuhnya agar orang yang berkurban mendapat balasan atas setiap anggota tubuh hewan kurban tanpa dikurangi sedikitpun. Oleh sebab itu, kurban terbaik adalah kurban yang lebih besar dan lebih gemuk, karena lebih banyak dan besar manfaatnya yang dapat dibagikan berupa dagingnya
Anjuran memberikan kurban terbaik tersirat dalam firman Allah berikut:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ
Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima (QS. Al-Ma’idah [5]: 27).
Ulama tafsir, Imam Fakhruddin Ar-Razi, menjelaskan sebab diterimanya kurban Habil adalah karena dia memberikan hewan ternak yang terbaik sebagai kurban. Sementara itu,saudaranya Qabil memberikan hasil perkebunan yang buruk sebagai kurban.
Memberikan kurban terbaik sesuai kemampuan adalah kunci diterimanya ibadah kurban dan mendapat pahala terbaik di sisi Allah.
Mendapat rida dari Allah
Kurban dapat mempercepat seorang hamba untuk meraih ridha Allah. Rasulullah bersabda:
وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ
Sungguh darah kurban akan sampai kepada Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi (HR. Tirmidzi no. 1493 dan HR. Ibnu Majah no. 3126, hadis hasan menurut Imam Suyuthi).
Imam Ali Al-Qari menjelaskan bahwa kalimat “sampai kepada Allah” maksudnya adalah sampai kepada keridhaan-Nya. Namun, yang mendapat keridhaan Allah sebenarnya bukanlah darah ataupun daging kurban, melainkan ketakwaan orang yang berkurban.
Allah berfirman:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian (QS. Al-Hajj [22]: 37).
Ahli tafsir, Imam Ar-Razi, menegaskan bahwa keridhaan Allah tidak diberikan kepada sesuatu seperti daging dan darah kurban. Namun, Allah meridhai ketakwaan seorang hamba dengan kurbannya.
Habil juga mengatakan hal yang sama saat kurbannya diterima oleh Allah sedangkan saudaranya tidak, “Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang yang bertakwa” (QS. Al-Ma’idah [5]: 27).
Ungkapan rasa syukur kepada Allah
Kurban adalah salah satu bentuk rasa syukur manusia kepada Allah. Allah berfirman:
كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur (QS. Al-Hajj [22]: 36).
Ahli tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa Allah menundukkan hewan ternak agar patuh kepada manusia sehingga bisa dikendarai, diperah susunya, atau disembelih sebagai kurban.
Untuk mewujudkan rasa syukur kepada Allah yang telah menundukkan hewan ternak bagi manusia, kita menyembelih hewan kurban, memakan sebagiannya, dan memberikan sebagian lainnya kepada orang lain.
Selain itu, berkurban merupakan bentuk mensyukuri rezeki Allah yang dikaruniakan kepada seseorang. Tak wajar bila seseorang yang rezekinya bagaikan sultan dengan harta bermiliar-miliaran, tetapi berkurban satu kambing pun ia enggan. Padahal Allah menjamin apa pun yang dinafkahkan di jalan Allah akan dibalas dengan pahala yang besar.
اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar (QS. Al-Hadid [57]:7).
Meningkatkan ciri keislaman
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mendapati dirinya dalam kelapangan lalu ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat Id kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Mendapat ampunan dari Allah
Rasulullah pernah memanggil Fatimah Az-Zahra ra lalu bersabda, “Wahai Fatimah, pergilah ke tempat sembelihanmu dan saksikanlah, sesungguhnya sembelihan itu memberi ampunan Allah untukmu dari awal tetesan darah hewan kurban atas perbuatan yang telah kamu lakukan” (HR. Al-Hakim no. 7524).
Banyak ulama menilai hadis ini dhaif (lemah), tapi Imam Ali Al-Qari menegaskan bahwa hadis ini dapat diamalkan karena berkaitan dengan fadhilah (keutamaan) amal.
Dalam situasi pandemi covid-19 sekarang, tentu dapat dipahami bila seseorang tidak dapat menyaksikan langsung penyembelihan hewan kurban mereka. Namun, fadilah berkurban insya Allah tetap dapat kita raih dengan mengikhlaskan kurban untuk Allah.
Sahabat Al Uswah Tuban, demikian beberapa keutamaan berkurban dalam Islam. Selain bermanfaat untuk kebaikan diri sendiri, kurban juga erat kaitannya dengan kehidupan sosial umat Islam untuk saling berbagi, terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini, di mana banyak warga Indonesia yang kesulitan secara ekonomi.
Referensi: Muhammad bin Ismail Al-Bukhari; Shahih Al-Bukhari, Ibrahim Anis, dkk; Al-Mu’jam Al-Wasith, Abu Isa At-Tirmidzi; Sunan At-Tirmidzi, Ibnu Majah; Sunan Ibnu Majah, Al-Mala Ali Al-Qari; Mirqah Al-Mafatih Syarh Misykat Al-Mashabih, Fakhruddin Ar-Razi; Mafatih Al-Ghaib, Al-Hakim An-Naisaburi; Mustadrak ‘ala Shahihaini.
0 Comments