Terkadang terlintas dalam benak kita dan pernah merasa, “kenapa ya doa belum terkabul?”. Pikiran seperti ini acapkali melintasi alam bawah sadar pikiran kita. Mungkin pikiran seperti itu wajar ya? tetapi imam kita tetap jangan pernah goyah ya, sahabat. Tetap selalu percaya bahwa Allah SWT akan selalu mendengar dan mengabulkan doa-doa yang kalian panjatkan padaNya.
Sahabat jangan pernah menduakan-Nya, karena selalu berpikir doanya tidak pernah dikabulkan. Jika merasa belum dikabulkan, maka bersabarlah. Terus berusaha ibadah kepada Allah SWT. Allah adalah Zat Yang Maha Mendengar dan Mengetahui terhadap apa yang ada di dalam hati setiap hamba-Nya. Namun demikian, Allah tetap menyeru agar setiap orang menyampaikan doa serta keluh-kesahnya kepada-Nya. Sebagai hamba tetap berpikir positif untuk hasil yang baik.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Ad-Da’ u wa ad- Dawa’ (Terapi Penyakit Hati) menuliskan kita sering menjumpai doa sejumlah orang yang dikabulkan Allah. Doa-doa tersebut kadang dipanjatkan ketika kondisi terjepit, dengan disertai ketundukan hati kepada Allah, bertepatan dengan waktu-waktu dikabulkannya doa.
Dan atas dasar kebaikan yang pernah dilakukan sebelumnya sehingga Allah mengabulkan doa tersebut sebagai tanda syukur terhadap kebaikan orang yang berdo a, serta hal-hal lain yang menyebabkan doa terkabul.
Allah pun setia mendengar dan mengabulkan permohonan hamba-Nya. Allah berfirman:
ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (QS. Gafir [40]: 60).
Allah adalah As-Sami’, Zat Yang Maha Mendengar. Dia mendengar setiap suara dan permohonan baik di bumi dan di seluruh alam, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Doa Nabi Yunus as. di kedalaman lautan serta di dalam kegelapan perut ikan sekalipun tetap didengar oleh Allah.
Pernah suatu ketika, Allah bertanya kepada Nabi Musa as.:
وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يٰمُوْسٰى – قَالَ هِيَ عَصَايَۚ اَتَوَكَّؤُا عَلَيْهَا وَاَهُشُّ بِهَا عَلٰى غَنَمِيْ وَلِيَ فِيْهَا مَاٰرِبُ اُخْرٰى
”Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?” Dia (Musa) berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain” (QS. Taha [20]: 17-18).
Menariknya, meskipun Allah mengetahui apa yang ada di tangan kanan Nabi Musa as., Allah tetap bertanya kepada sang Nabi. Mengapa demikian? Sebagian ulama berpendapat karena Allah ingin mendengar suara dan jawaban dari hamba-Nya.
Di sisi lain, meskipun Allah mengetahui perkara ghaib dan batin kita, Dia tetap menyeru hamba-Nya agar tetap menyampaikan apa yang ada di hatinya melalui doa. Dengan kata lain, jadikanlah Allah sebagai tempat mengadu.
Rasulullah bersabda:
مَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ وَمَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِاللَّهِ فَيُوشِكُ اللَّهُ لَهُ بِرِزْقٍ عَاجِلٍ أَوْ آجِلٍ
Siapa yang tertimpa kesusahan lalu mengeluhkannya kepada manusia, maka kesusahannya tidak akan tertutupi. Siapa yang tertimpa kesusahan lalu mengeluhkannya kepada Allah, maka Allah akan memberinya rezeki, cepat atau lambat (HR. Tirmidzi no. 2326).
Selain itu, Rasullullah juga menjelaskan bahwa bila seorang hamba berdoa kepada Allah, maka Allah malu meninggalkan hamba itu dalam keadaan hampa. Jadi ketahuilah, jika setelah berdoa kesulitanmu mulai berkurang, maka sejatinya itu adalah pertolongan Allah kepadamu.
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
Sesungguhnya Rabb-mu (Allah) Ta’ala adalah maha pemalu lagi maha mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa (HR. Abu Dawud no. 1488).
Terkait hal ini, Sayyidina Umar bin Khattab ra. pernah berkata, “Aku tidak khawatir apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tetapi aku lebih khawatir apakah aku akan terus istikamah berdoa atau tidak. Jika aku telah dibimbing (oleh Allah) untuk berdoa, maka (aku tahu) bahwa jawabannya akan datang bersamanya.”
Sahabat Al Uswah, inti dari berdoa adalah bagaimana sesungguhnya kita menaruh harapan kepada Allah. Namun, kita sering seolah-olah membatasi Allah dengan permintaan-permintaan kita.
Padahal, kekuasaan dan ketentuan Allah tidak terbatas. Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin bahwa Allah akan mengabulkan. Hadirkanlah hati kita sebagaimana betapa inginnya kita agar doa itu terkabul.
Salah satu kesalahan terbesar yang kita buat ketika berdoa adalah membatasi Allah. Ketentuan Allah tidak terbatas, dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Nabi Zakaria as. belajar dari Maryam tentang sebuah pelajaran penting ini.
Ketika Nabi Zakaria melihat Maryam menerima bekal langsung dari Allah berupa buah-buahan yang tersedia sekalipun di luar musimnya, maka beliau pun bersemangat untuk berdoa meminta sesuatu yang luar biasa pula. Nabi Zakaria pun berdoa kepada Allah agar dianugerahi seorang anak meskipun dia sudah tua dan istrinya mandul.
Kunci dari doa adalah harapan kepada Sang Maha Pemberi, maka janganlah pernah kehilangan hal itu. Terus berdoa kepada Allah kini dan nanti! Berusaha, berikhtiar dan selalu berbuat kebaikan!
(Admin)
0 Comments