0

Al Uswah Tuban sebagai lembaga pendidikan Islam terpadu yang mengedepankan pembelajaran Al-Qur’an perlu kiranya mempunyai bekal ingatkan yang kuta dalam proses menghafal. Segala metode yang diperlukan untuk itu perlu disiapkan oleh guru dan santrinya. Agar ketercapaian yang ditargetkan sesuai dengan kondisi di lapangan. Tak hanya santri, guru di  Al Uswah Tuban juga dituntut untuk mempunyai jumlah hafalan untuk upgrading Al-Qur’an.

Dalam sejarah dan ilmunya, banyak ulama terdahulu yang mempunyai kiat dalam proses menghafal Kalamullah ini. Nah, sahabat Al Uswah Tuban, dalam edisi ini tim media center akan membagi tips mudah yang telah terbukti dari Abu Hurairah ra atau Abdurrahman bin Shakhr.

Abu Hurairah dinobatkan sebagai orang yang paling banyak meriwayatkan hadis Rasulullah. Abu Hurairah sebenarnya bukanlah orang yang terlama membersamai Rasulullah, malah boleh dibilang agak terlambat.

Dengan begitu, Abu Hurairah hanya membersamai Rasulullah sebagai sahabat selama kurang lebih tiga tahun. Lalu, apa yang membuat Abu Hurairah menjadi periwayat hadis terbanyak? Dilansir dari kesan.id, simak ulasan berikut ini!

Memilih fokus dan prioritas yang tepat

Abu Hurairah adalah seorang yatim sejak kecil. Beliau hidup miskin dengan ibunya bahkan setelah pindah ke Madinah. Abu Hurairah yang tidak punya harta tinggal di serambi Masjid Nabawi bersama Ahlu As-Sufah lainnya.

Karena tak mempunyai kekayaan maupun pekerjaan, Abu Hurairah fokus beribadah dan belajar agama kepada Rasulullah. Setiap hari beliau mengikuti Rasulullah dan selalu berada di dekat beliau.

Oleh karena itu, Abu Hurairah mengetahui hampir segala hal tentang Rasulullah, kecuali saat beliau sedang di rumah bersama istrinya. Abu Hurairah merekam semua perkataan, perbuatan, sikap, dan akhlak Rasulullah.

Beberapa murid beliau pernah bertanya kepada Abu Hurairah, mengapa beliau meriwayatkan hadis lebih banyak daripada sahabat-sahabat lainnya yang mengenal Rasulullah lebih lama?

Abu Hurairah menjawab, “Aku menjadi pelayan Rasulullah sehingga beliau sering memberiku makanan untuk mengganjal perut. Para Muhajirin sibuk dengan dagangan mereka, dan orang-orang Anshar sibuk dengan harta benda mereka. Sementara aku ini orang miskin yang tak punya kesibukan seperti mereka, sehingga aku mengikuti Rasulullah kemana pun beliau pergi.”

Perkataan Abu Hurairah ini diamini oleh sahabat lainnya, seperti Thalhah bin Ubaidillah ra. Thalhah menyatakan bahwa sahabat-sahabat lain hanya mendatangi Rasulullah untuk belajar di penghujung hari, sedangkan Abu Hurairah selalu membersamai beliau.

Thalhah menambahkan, “Aku tidak menemukan satu riwayat pun dari Rasulullah yang baik, kecuali Abu Hurairah sudah pernah mengatakannya.”

Rasulullah mendoakan Abu Hurairah

Rasulullah melihat kegigihan Abu Hurairah dalam belajar hadis. Suatu hari, Abu Hurairah datang kepada Rasulullah dan mengadu, “Wahai Rasulullah, aku mendengar banyak perkataanmu, tetapi aku melupakannya.”

Mendengar keluhannya, Rasulullah berkata, “Bentangkanlah selendangmu.”

Abu Hurairah pun membentangkan selendangnya. Rasulullah lalu menciduk sesuatu dengan tangannya. Setelah itu beliau berkata, “Gulunglah kembali selendangmu.”

Sejak saat itu, Abu Hurairah tidak pernah lupa satupun hadis Rasulullah yang ia dengar.

Pada kesempatan lain, Abu Hurairah pernah berdoa agar Allah memberinya ilmu yang tidak ia lupakan. Suatu hari, ada dua sahabat yang berdoa di masjid, Rasulullah kemudian mengaminkan mereka. Abu Hurairah kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي سَائِلُكَ بِمِثْلِ مَا سَأَلَكَ صَاحِبَايَ، وَأَسْأَلُكُ عِلْمًا لَا يُنْسَى

Ya Allah aku meminta kepadamu apa yang kedua sahabatku itu minta kepadamu, dan aku meminta kepadamu ilmu yang tak mudah aku lupa (Mu’jam Thabarani Awsath no. 356).

Rasulullah kemudian mengaminkan doa Abu Hurairah. Berkat doa Rasulullah, Abu Hurairah menjadi orang yang paling banyak menghafal hadis-hadis Rasulullah.  Seperti yang pernah disampaikan sahabat Ibnu Umar Ra. kepada Abu Hurairah, “Kamu adalah orang yang paling banyak berinteraksi dengan Rasulullah dan paling hafal hadis-hadis beliau.”

Rajin beribadah dan memuliakan Rasulullah

Selain menyibukkan diri dengan belajar, Abu Hurairah juga sangat rajin beribadah. Beliau hampir tidak pernah libur puasa sunnah Senin-Kamis. Abu Hurairah juga rajin berzikir.

Saat seseorang bertanya kepadanya tentang zikir beliau, Abu Hurairah menjawab, “Aku berzikir sebanyak 12.000 kali. Itu adalah jumlah maksiat yang aku lakukan setiap harinya.”

Abu Hurairah juga orang yang sangat menjaga adabnya kepada Rasulullah. Setelah beliau wafat, Abu Hurairah pernah ditawari makan daging domba yang baru dimasak, tetapi beliau berkata, “Rasulullah wafat dalam keadaan tidak pernah kenyang dari memakan gandum.”

Abu Hurairah menolak bermewah-mewah karena beliau merasa tidak pantas melakukannya, sedangkan saat Rasulullah hidup, beliau tidak pernah merasa kenyang selama tiga hari berturut-turut.

Kemuliaan akhlak juga kegigihan dalam menuntut ilmu dan beribadah menjadikan Abu Hurairah sebagai sahabat yang masyhur hingga hari ini. Berkat kegigihan beliau belajar hadis, banyak sahabat-sahabat lain, juga murid-murid dari kalangan tabiin datang belajar kepada beliau.

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Hurairah memiliki kurang lebih 800 murid. Tak hanya itu, Abu Hurairah diangkat menjadi Gubernur Bahrain pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra. Setelah itu, beliau menjadi Gubernur Madinah pada masa Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra.

Setelah menjadi Gubernur pun, Abu Hurairah tetap sederhana. Beliau masih bekerja membawa kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp