Oleh: H. Shobirin, Lc.*
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ustaz, setelah bulan Ramadhan berlalu, sebagai seorang muslim apa yang seharuskan dilakukan? Mohon penjelasan. Terima kasih .
Jawaban:
Bismillah, Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Penanya yang dirahmati Allah Swt bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan keutamaan berlalu sudah. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang celaka karena tidak mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu wa ta’ala selama bulan Ramadhan, sebagaimana tersebut dalam doa malaikat Jibril dan diamini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni (oleh Allah Subhanahu wa ta’ala).” (HR. Ahmad [2/254], Al-Bukhari dalam al-Adabul mufrad No. 644, Ibnu Hibban No. 907 dan al-Hakim [4/170]; dinyatakan sahih oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani). Salah seorang ulama salaf berkata,
مَنْ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِي رَمَضَانَ فَلَنْ يُغْفَرَ لَهُ فِيْمَا سِوَاهُ
“Barang siapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” (dinukil oleh Imam Ibnu Rajab dalam Kitab Latha-iful ma’aarif, hal. 297).
Oleh karena itu, mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah Subhanahu wata’ala agar Dia menerima amal kebaikan kita di bulan yang penuh berkah ini dan mengabulkan segala doa dan permohonan ampun kita kepada-Nya, sebagaimana sebelum datangnya bulan Ramadhan kita berdoa kepada-Nya agar Dia Subhanahu wa ta’ala mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan hati kita kita dipenuhi dengan keimanan dan pengharapan akan ridho-Nya. Imam Mu’alla bin al-Fadhl berkata,
كَانُوْا يَدْعُوْنَ اللهَ تَعَالَى سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ رَمَضَانُ يَدْعُوْنَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَ مِنْهُمْ
“Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal sholeh) yang mereka (kerjakan).” (dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam Kitab Latha-iful ma’aarif, (hal. 174). Maka dari itu, yang harus dilakukan seorang muslim pasca Ramadhan adalah:
Berdoa
Berdoa kepada Allah Swt agar segala apa yang dia lakukan selama bulan Ramadhan diterima Allah Swt karena sebagai manusia tidak tahu dan tidak ada jaminan bahwa amalan yang sudah dilakukan itu diterima Allah Swt atau tidak. Maka berdoa itu adalah cara yang tepat untuk hal tersebut. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, Ahmad 2/362. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Dan itulah yang dilakukan oleh orang-orang sholih dulu, mereka berdoa kepada Allah Swt selama enam bulan sebelum Ramadhan dan enam bulan sesudah Ramadhan.
Istikamah dalam kebaikan
Imam Ibnu Rajab berkata, “Sesungguhnya Allah jika Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut untuk beramal sholeh setelahnya, sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka (ulama salaf):
ثَوَابُ الْحَسَنَةِ الْحَسَنَةُ بَعْدَهَا فَمَنْ عَمِلَ حَسَنَةً ثُمَّ أَتْبَعَهَا بَعْدُ بِحَسَنَةٍ كَانَ ذلِكَ عَلَامَةً عَلَى قَبُوْلِ الْحَسَنَةِ الْأُوْلَى
Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah Subhanahu wa ta’ala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama (oleh Allah Subhanahu wa ta’ala), sebagaimana barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia dia mengerjakan perbuatan buruk (setelahnya), maka itu merupakan pertanda tertolak dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebut.” (simak Kitab Latha-iful ma’aarif , hal. 311).
Maka setelah Ramadhan berlalu, keistiqomahan dalam beramal saleh sangat dibutuhkan dan harus secara dipupuk dalam diri seorang muslim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala adalah amal yang paling terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR. Al-Bukhari No. 6099 dan Muslim No. 783).
Ummul mu’minin ‘Aisyah Radhyallahi anha berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mengerjakan suatu amal (kebaikan) maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan merutinkannya.” (HR. Muslim No. 746).
Marilah kita intropeksi diri kita sendiri. Apakah kita termasuk orang-orang yang beruntung dan diterima amal kebaikannya, atau malah sebaliknya. Dan semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung dan diterima amal kebaikan kita di Ramadhan tahun ini. Aamiin. Allahu a’lam bish showab. *Pendidik PAI di SMPIT Al Uswah Tuban
0 Comments