Oleh: Dea Lonita Sari, S.Pd.*
Tentu saja ada saat-saat tertentu dalam hidup kita di mana segalanya tampak berat dan tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Suasana hati jadi berantakan dan kita kehilangan semangat untuk melakukan apa pun. Kita tak bisa mengharapkan segala hal berjalan persis seperti yang kita inginkan. Sebagai seorang manusia, kita hanya mampu berencana dan berusaha melakukan yang terbaik selanjutnya kita serahkan segala urusan kepada Allah.
Namun sudah tentu ada satu dan dua hal yang tidak kita duga seperti jadi kegagalan, kehilangan, kekecewaan, dan ketakutan. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar. Kalau kita sedang mengalami salah satu hal tersebut, fokuskan pikiranmu sejenak dan atur napasmu hingga tenang. Merasa sedih dan kecewa adalah hal yang wajar, namun tak perlu berlarut-larut. Lalu, hal apa yang membuat kita seperti itu??
Apa yang kita rasakan adalah hasil pikiran kita sendiri
Wajar sekali jika segala situasi dan pengalaman yang sedang kita hadapi langsung memengaruhi suasana hati kita. Kita semua pasti berpikiran seperti itu, kan? Misalnya, ketika sedang ada banyak sekali tugas atau pekerjaan yang menumpuk, tentu diri ini jadi kesal sendiri. Padahal bukan pekerjaan dan tugas atau situasinya yang membuatmu kesal, tapi perasaanmu sendiri! Maksudnya, ketika kita berpikiran bahwa harus menyelesaikan semua pekerjaan atau tugas ini sebelum tenggat waktu untuk merasa produktif.
Selama pekerjaan dan tugasmu belum selesai tentu akan merasa tertekan dan selalu terbayang-bayang setiap harinya. Setiap harinya selalu berkata sedang banyak pekerajaan dan tugas, namun tidak segera menyelesaikannya, sehingga akan menjadi beban pikiran dan merasa tidak memiliki waktu untuk isitrahat.
Ketika kita terlalu banyak mengeluhkan tentang pekerjaan atau tugas yang tidak ada habisnya tanpa melakukan tindakan apapun atau tidak mengerjakan sama sekali dan lebih banyak mengeluh, maka tentu saja pekerjaan itu akan terasa semakin berat dan banyak. Jadi sesungguhnya yang membuatmu merasa gagal dan sedih itu adalah keyakinanmu sendiri, bukan situasimu.
Berpikirlah positif
Berpikiran positif adalah berpikir jika ketika sedang mengalami kesedihan atau kegagalan selalu menerima dengan lapang dada dan percaya jika dari hal yang terjadi selalu terdapat hikmah yang dapat diambil. Sama seperti halnya kita mempunyai tugas yang sangat banyak, hal yang harus kita lakukan tentu saja mengerjakannya hingga selesai. Namun ketika usaha yang sudah kita keluarkan untuk mengerjakan tugas tersebut gagal, kitab oleh sedih dan kecewa namun tidak boleh berlarut-larut. Pasti terdapat hikmah dari kejadian tersebut, misalkan dengan mendapat tugas atau pekerjaan yang banyak mampu melatih kemampuan diri dalam mengerjakan sesuatu yang baru.
Semakin kamu berkata “tidak bisa”, hidup akan makin banyak memberimu ujian-ujian selanjutnya sampai kamu bisa
Hidup bisa diibaratkan seperti sedang mengerjakan soal yang tak kunjung selesai. Mengubah dan mengendalikan pikiran, mengatur emosi dan ego, serta berpikir positif itu butuh latihan yang serius. Tapi jika dari awal kita sudah berpikiran tidak bisa, hidup justru akan semakin memberi situasi dan keadaan yang memungkinkan kita untuk belajar. Misalnya,kita sulit menerima orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Selama kita tidak belajar dari pengalaman, hidup akan terus mempertemukan kita dengan orang-orang yang sering beradu argumen, sampai kita benar-benar belajar dan menguasai cara menghadapi perbedaan. *Pendidik Mapel BK SMPIT Al Uswah Tuban
- Like
- Digg
- Del
- Tumblr
- VKontakte
- Flattr
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- ManageWP.org
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- Yummly
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Skype
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link
0 Comments