Di SMAIT Al Uswah Tuban Islamic Boarding School sendiri siswa diberikan program yang mendukung untuk menjadi hafizah. Salah satunya programnya, yakni Syahrul Qur’an (SQ) dan Super Tahfiz Qur’an (STQ). Dalam program ini, siswa fokus menghafal Al-Qur’an dengan target tertentu yang telah disepakati bersama.
Dalam rangka membangun adab Islami siswa, SMAIT Al Uswah Tuban mewajibkan siswa siswi berada di asrama (mahad). Selain untuk membangun karakter siswa, juga untuk menjaga keunggulan siswa dalam menghafal Qur’an. Sehingga kualitas yang diharapkan adalah lahir generasi yang memiliki aqidah dan ibadah yang lurus dan benar, memiliki hafalan Qur’an, memiliki adab dan akhlak yang baik, prestasi akademik tidak ketinggalan, dan terampil berbahasa asing, serta mampu dalam leadership and entrepreneurship. Itulah yag menjadi visi sekolah kami.
Program ini telah terbukti menjadikan santri cepat menghafal dan menghayati kandungan Al-Qur’an. Pendampingan dan bimbingan dari ustaz-ustazah full di Ma’had. Ini menjadi komitmen serius lembaga dalam menjadikan santri hafiz Qur’an.

SMAIT Al Uswah Tuban memiliki Quality Assurance (QA), diantaranya; memiliki muwashofat kader dakwah, mampu membaca dan menghafal Qur’an dengan tartil minimal tujuh juz, berprestasi optimal dalam akademik dan Al-Qur’an, mampu berbicara Bahasa Arab dan Inggris, dan memiliki kemampuan leadership dan entrepreneurship.
Di SMAIT Al Uswah Tuban ada tiga nama yang telah tuntas setoran hafalan 30 juz, Ananda Faqiha Faiq Binti Faiq Sulaifi kelas XII MIPA, Ananda Hyandra Aura Zalfa Binti Hani Junaidi kelas XI MIPA, Ananda Aisyah Ni’matur Rahman Binti Aris Setiawan kelas X MIPA, dan Ananda M. Itsarrifa’I Lazuardi Bin Bambang Setyorahardjo kelas XII MIPA.
Santriwati atas nama Hyandra Aura Zalfa santriwati dari Jombang ini menyampaikan ketika ia di jenjang SD mulai tertarik menjadi hafizah. Saat di SMP ia ikut dalam program tahfiz di sekolahnya. Dalam proses tersebut, ia dapat menghafal 17 juz, terhitung di SD-SMP.

Ketika masuk di SMAIT Al Uswah Tuban di kelas X, Zalfa ikut STQ dapat 2 juz selama dua bulan. Dan, di kelas XI ini ikut STQ lagi dapat 9 juz. Dalam empat bulan ikut STQ ia berhasil tuntas menghafal 11 juz. Zalfa mengaku mendapatkan metode menghafal Al-Qur’an dengan cepat saat di SMAIT Al Uswah Tuban. Sebab di sini sangat mendukung lingkungannya, tuturnya.
Jika Faqiha Faiq, ia menuturkan waktu di SD dapat hafalan 5 juz. Saat mondok di Malang, Jawa Timur mulai melancarkan lagi yang 5 juz sebelumnya, memulai lagi menghafal, alhamdulillah nambah 2 juz, jadi punya 7 juz. Setelah itu saya pindah ke SMAIT Al Uswah Tuban saat kelas X. Waktu sudah di SMAIT Al Uswah Tuban, saya mulai berkomitmen menuntaskan lagi 30 juz sebelum kelas XII dan usia 17 tahun.

Di kelas X SMAIT Al Uswah Tuban saya bisa nambah 8 juz lagi. Belum ikut STQ masih pembelajaran metode Wafa biasa. Saya lanjut lagi nambah 10 juz selama 5 bulan. Dan untuk yang 5 juz sisanya saat di rumah. Jadi mampu menghafal 23 juz saat di SMAIT Al Uswah Tuban selama 1 tahun. STQ terbukti mampu menjadikan santri menghafal dengan cepat dan baik.
Sedangkan M. Itsarrifa’i Lazuardi bercerita sejak kecil sudah mulai tertarik menghafal Al-Qur’an. Di SD sudah memulai hafalan surah-surah pendek. Berlanjut ke jenjang SMP mulai menghafal namun kurang bisa fokus sebab berbagi konsentrasi dengan mata pelajaran umum.
Di jenjang ini telah mampu menghafal 14 juz dengan durasi 3 tahun. Ketika hendak lulus SMP, ia mencari sekolah tahfiz yang mendukung mampu menuntaskan hafalan hingga 30 juz. Akhirnya memilih di SMAIT Al Uswah Tuban yang mempunyai program STQ.
Itsar mengatakan di STQ ini, ia sehari mampu mengahafal 8 halaman mushaf Al-Qur’an. Selama tiga bulan fokus menghafal dan membuahkan hasil memuaskan. Di tahun pertama ikut STQ di kelas X, dapat 11 juz durasi tiga bulan. Berlanjut di kelas XI ia mampu menyelesaikan 5 juz juga tiga bulan. Jadi dalam enam bulan ia mampu menghafal 16 juz. Akhirnya ia selesai 30 juz di kelas XI SMAIT Al Uswah Tuban.

Metode benar-benar fokus di Al-Qur’an. Dibimbing oleh guru yang kompeten dan memperhatikan perkembangan santrinya. “Yang jadi beda pembeda dari saya sebelumnya itu di program STQ ini. Sehingga saya bisa menyelesaikan hafalan dengan waktu enam bulan,” kata Itsar.
Ia berbagi tips yang ingin menjadi hafiz, yakni target, komitmen kuat, dukungan keluargan, lingkungan, dan program dari sekolah.
Ustaz Masruhin selaku Kepala SMAIT Al Uswah Tuban, alhamdulillah, selalu bersyukur atas capaian prestasi dari santriwatinya. Semoga budaya prestasi ini bisa dipertahankan dan selalu ditingkatkan. Berprestasi sesuai potensinya masing-masing. Kami siapkan program-program yang mampu meningkatkan kompetensi santri.
“Mampu menumbuhkan santri lain selalu bersemangat, terus belajar dan mengukir prestasi di bidang akademik atau non akademik, maupun bidang tahfidzul Qur’an,” tuturnya
0 Comments