0

Oleh: Masruhin, M.A*

Belakangan sempat ramai dan viral dibicarakan tentang budidaya ternak lele dan tanam kangkung dalam ember. Seringkali disingkat Budikdamber. Video-video yang mengulas bagaimana ternak lele dan tanam kangkung dalam ember semakin banyak. Sehingga banyak orang yang tergoda untuk mencobanya.

Ini merupakan solusi kreatif. Meskipun kalau menurut saya, dari sisi bisnis kurang menguntungkan. Tetapi setidaknya ini menjadi solusi bagi sahabat yang ingin hiburan di rumah, memanfaatkan lahan sempit, pembelajaran buat anak, latihan bertanam dan beternak ikan, dan untuk ketahanan pangan keluarga. Saya merekomendasikannya.

Nah, seperti apakah Budikdamber ini ?

Sebenarnya sudah banyak yang mengulas budikdamber ini di internet. Tetapi kalau sahabat belum pernah dengar dan tahu tentang ini, silakan lanjutkan membacanya.

Budikdamber adalah budidaya ikan lele dan kangkung dalam ember. Memelihara ikan lele dan tanam kangkung sekaligus dalam satu ember. Diharapkan seseorang bisa memanen ikan dan juga memanen kangkung sekaligus. Konon penemu budikdamber ini adalah seorang dosen budidaya perikanan dari Politeknik Negeri Lampung, bernama Juli Nursandi.

Mengapa ikan lele yang dipilih? Karena ikan lele adalah ikan yang paling tepat. Karena termasuk ikan yang kuat bertahan hidup di lahan sempit dan air yang keruh (rendah oksigen). Ya, lele lebih kuat dibanding ikan lain yang banyak dibudidayakan seperti ikan Nila, Patin, Gurame, atau ikan gabus.

Sedangkan kangkung juga termasuk tanaman sayur yang mudah hidup. Termasuk di atas air. Dengan media air kolam dalam ember, kangkung dapat tumbuh dengan subur dan bisa dipanen berkali-kali. Tanaman kangkung dalamember ini bisa dikategorikan sayuran organik. Tentunya lebih sehat dibanding sayuran yang menggunakan pupuk kimia.

Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat budikdamber?

Bahan yang diperlukan adalah ember plastik besar, diameter 50-60 cm dan tinggi sekitar 80 cm. Gelas plastik minum, kran plastik, bibit ikan lele, dan bibit kangkung, serta pakan ikan. Dan yang paling penting ada airnya. He. He.

Cara membuatnya cukup mudah. Siapkan alat bor dengan mata bor khusus untuk lubang. Bor ini digunakan untuk melubangi tutup ember sebagai tempat gelas tanam kangkung. Lebar lubang menyesuaikan gelasnya. Jumlah lubang menyesuaikan dengan lebar tutup ember. Lubang yang tengah dibuat lebih lebar untuk mengisi air dan memberi makan ikan.

Setelah selesai, berikutnya membuat media tanam kangkung. Sebagaimana membuat tanaman hidroponik, kangkung dapat disemai di media rokckwol atau sejenisnya, setelah tumbuh dipindah ke gelas, yang sebelumnya sudah dilubangi bawahnya untuk tempat keluarnya akar.

Agar memudahkan dalam pembuangan kotoran ikan, ember diberi kran pembuangan. Jika sewaktu-waktu akan menguras atau membuang kotoran tinggal diputar. Kran diletakkan paling bawah ember agar kotoran yang mengendap dapat terbuang semuanya.

Kemudian, bagaimana cara memulainya?

Jika semua bahan sudah siap tersedia, langkah selanjutnya isi ember dengan air ketinggian 60 cm, diamkan air selama 2-3 hari, lebih bagus diberi probiotik, agar tumbuh plankton-plankton yang berguna untuk makanan ikan. Kemudian masukkan bibit lele ukuran 5-9 cm. Jumlahnya maksimal 50 ekor dalam setiap ember. Beberapa orang menyarankan 50-100 ekor. Tetapi menurut saya, agar ikan dapat tumbuh dengan sehat hingga siap dikonsumsi, maksimal isinya 50 ekor saja.

Langkah berikutnya, tutup ember dengan tutup ember yang sudah diberi lubang. Masukkan gelas-gelas yang sudah ada tanaman kangkung pada lubang-lubang tutup ember, pastikan tanaman kangkung tidak tenggelam semuanya, yang penting kangkung dapat tumbuh dari air kolam lele.

Terakhir, perawatan dan pemeliharaan. Untuk pemberian pakan ikan, patokannya adalah sepertiga dari berat badan ikan. Tidak boleh terlalu kenyang juga tidak boleh kurang. Ikan lele merupakan jenis ikan kanibal. Ikan akan saling memakan jika kelaparan. Sehingga, sebisa mungkin pas takaran pakannya.

Demikian cara sederhana budidaya ikan lele dan tanam kangkung dalam ember. Selamat mencoba, semoga berhasil. Jika belum berhasil, belajar lagi dan coba lagi. Tetap Kreatif untuk ketahanan pangan di tengah pandemi. *Kepala SMAIT Al Uswah Tuban.

Sahabat juga bisa mengakses goresan tinta beliau di https://www.jejakruang.com/

(Admin)


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp