0

Oleh: Juwita Kridha Wicaksini, S.S

Situasi dunia sampai saat ini masih diliputi pandemi (wabah) penyakit virus corona (Covid 19) yang telah meluas secara global di seluruh negara. Sejak pertengahan Maret lalu, WHO telah menetapkan Covid-19 ini sebagai sebuah pandemi (bersifat internasional dan di luar kendali). Dalam Bahasa Jawa-nya pagebluk menandai adanya wabah yang serius.

Ayah Bunda, keluarga Al Uswah yang dicintai Allah (insyaallah), meski kondisinya begini. Tetaplah kita beramal (melakukan sesuatu), selain harus bersabar. Jangan letih juga jangan bosan, apalagi stress berkepanjangan. Sebagai manusia, ikhtiar kita di dunia ini hanyalah beramal saleh, berbuat baik. Nasihat ini saya tujukan untuk saya sendiri dan Allah sudah menyiratkan keharusan beramal sebagai bentuk ujian ketaatan. Dalam Al-Qur’an, surat AlMulk ayat awal (1 dan 2), Allah berfirman :

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Di awal kita mendengar tentang corona, yang terbersit adalah kekhawatiran kita bisa terkena. Jelas tidak kita inginkan, iya kan? Sejak saat itu kita mulai belajar mengenali apa dan bagaimana penyakit tersebut, cara penularan dan penanganannya. Dan sekarang, kita sudah tidak asing lagi dengan pola hidup sehat bersih (cuci tangan pakai sabun, bermasker, selalu membawa hand sanitizer, tissu dan face shield, makan dan minum yang sehat, minum vitamin dan langkah-langkah antisipatif lainnya).

Semua itu sebagai bentuk ikhtiar menjaga diri dari bahaya corona. Bagi yang sudah pernah terpapar, jelas akan semakin berhati-hati. Jangan pernah menyepelekan karena sudah pernah menjalani. Bagi yang belum, selama sudah disiplin mengikuti protokol kesehatan/pencegahan ya semoga Allah memberi perlindungan. Ikhtiarnya tetap ya, waspada dan berhati-hati. Setelah itu, tawakal saja kepada Allah.

Memang sampai saat ini kita belum bisa bebas bergerak. Silaturahim ke sanak saudara di luar kota, terhalang kondisi pandemi. Anak-anak mau kembali ke sekolah, belum bisa. Rasanya mereka sudah sangat bosan di rumah, tapi yakinlah, rumah adalah tempat terbaik untuk keluarga.

Beberapa yang bekerja di sektor swasta, jelas mengalami dampak. Bagi yang berwirausaha, terbatasnya modal dan berkurangnya daya beli masyarakat, mempengaruhi omset pendapatan. Malah ada pekerja harian dan yang berstatus kontrak, justru kehilangan pekerjaan. Kondisi seperti ini sulit. Kita yang mengalaminya harus bertahan tetap hidup dan menghidupi keluarga.

Semoga dikuatkan Allah dan bisa lebih sabar dengan janji Allah yang sudah pasti, akan muncul kemudahan setelah ini. Tetaplah beraktifitas, dengan kreatifitas kita, menyesuaikan situasi yang ada.

Yang suka berbisnis, jika bisnis yang sedang ditekuni lesu alias sepi, mungkin bisa beralih ke jenis bisnis lain yang lebih menguntungkan di era pandemi. Berusahalah mencari peluang datangnya rezeki. Allah sudah menjamin rezeki kita selama di dunia, hanya saja perlu dijemput dan diwadahi dengan hati yang syukur, berapapun yang terbagi untuk kita. Bagi yang diberi kelapangan rezeki, tak ada salahnya saling berbagi.

Yang terpenting dari semua itu, ada hikmah besar yang bisa kita review. Bahwa dibalik kondisi seperti ini, sebenarnya Allah memberi kesempatan kepada kita untuk meraih ampunan atas dosa-dosa kita dan Dia berkehendak menyelamatkan kita dari hiruk pikuk dunia.

Dalam sebuah hadist, yang diriwayatkan dari Sahabat Uqbah bin Amir, dia pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: “Wahai Rasulullah, apakah kunci keselamatan itu? Rasulullah menjawab: Jagalah lisanmu, diamlah di rumahmu dan tangisi dosa-dosamu”. (HR. Tirmidzi, hadist Hasan).

Dari hadist di atas, Nabi memberikan tiga hal sederhana, namun bermakna. Yang pertama, “jagalah lisan”, berarti mengendalikan diri dari banyak berbicara yang sia-sia dan tidak bermanfaat.  Kalau merujuk pada era sekarang, hendaklah diri ini terkendali untuk  tidak berkomentar atau menulis status yang mendatangkan mudharat. Selalu berpikirlah dua kali sebelum melakukannya, agar tak terlanjur dan menyesal nantinya.

Di masa pandemi seperti ini, sudah banyak berita-berita tentang Covid-19 yang kita baca dengan sengaja atau yang begitu saja masuk di ruang media sosial pribadi kita. Apakah semuanya bermanfaat? Kok rasanya tidak ya? Yang ada malah membuat cemas dan resah.

Kita menjadi overthinking, berpikir terlalu dalam dan jauh sekali melebihi kemampuan kita. Jadinya tak bahagia, yang katanya membuat berkurang  daya imunitas kita. Nah, tugas kita harus pilih pilih alias menyaringnya. Mana info yang harus kita terima dan harus diwaspadai, mana yang harus kita lewati, tidak perlu dibaca.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

Hadist ini dengan jelas memperlihatkan bahwa ada hubungan sebab-akibat antara iman dan amal. Apabila seseorang memiliki keimanan (kepada Allah dan hari kiamat) maka hendaklah ia beramal shaleh, dalam hal ini hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya, memuliakan tamunya, dan berkata baik atau diam. Sejalan dengan hadist ini, pesan Nabi dalam hadist sebelumnya, adalah “diamlah di rumah”. Kita diminta lebih banyak di rumah, tapi tidak sekedar berdiam ya, isilah waktu dengan beribadah, apalagi dalam situasi dunia yang penuh cobaan begini.

Ibadah itu banyak sekali, tidak hanya salat. Mengurus keluarga, dari pagi sampai malam pun bernilai ibadah, asal ikhlas. Menjamu tamu, menyenangkan hati orang lain, sungguh-sungguh dalam bekerja dari rumah (work from home). Bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang melimpah setiap harinya, bersabar saat menerima ketetapanNya. Berzikir, bersedekah, juga termasuk ibadah. Masih banyak lagi lainnya. InsyaaAllah kita tidak akan ‘mati gaya’ selama di rumah saja.

Doa dan zikir saat wabah melanda, sangat penting untuk menjaga ketenangan dan kestabilan mental kita. Dua hal ini menyelamatkan hati kita (bahasa populernya, kewarasan kita terkondisi) karena sungguh, mengingat Allah itu menentramkan.

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan berdzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram (QS. Ar Ra’d : 28).”

Maka, segala kegalauan, kesusahan dan kegundahan akan hilang dan berganti dengan kegembiraan, ketenangan dan rasa selamat dengan perlindungan dari Allah. Ada doa yang diajarkan oleh Nabi agar terhindar dari musibah :

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Barangsiapa yang mengucapkan zikir tersebut sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya. (HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini Hasan.)

Sebagai penutup, kita belum tahu kapan akhir kehidupan kita dan kapan pandemi ini akan berakhir. Sekali lagi, tugas kita hanya berbuat baik. Selebihnya kita pasrahkan gerak, langkah dan hati kita pada Allah, Sang Pemilik diri kita, kepadaNya kita kembali. Saatnya di masa-masa sulit seperti ini, sangat tepat untuk menangisi dosa-dosa. Tidak ada yang bisa menghapus dan mengampuninya, kecuali Alllah saja. Semoga di dunia dan akhirat kita selamat. Aamiin Yaa Rab. *Kepala Divisi Kurikulum LPIT Al Uswah Tuban


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp