-1
-1 points

Oleh: Fauzi Prayitno, M.A*

Bergetar hati Nabi Ibrahim saat memastikan bahwa berhala-berhala itu pasti bukan Tuhan. Bukanlah yang harus di sembah, ditaati maupun ditakuti. Ia sangat meyakini bahwa berhala itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat dan juga bahaya. Maka muncullah pertanyaaan Nabi Ibrahim “Siapa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta semuanya ini?”

Di tengah malam Nabi Ibrahim menyendiri mengamati bintang-bintang di langit, ia berkata “Inilah Tuhanku”. Namun di saat bintang-bintang itu menghilang Nabi Ibrahim berkata “Aku tidak suka pada sesuatu yang tenggelam”. Begitu muncul bulan Nabi Ibrahim pun berkata, “Inilah Tuhanku” Ketika malam berakhir maka bulan juga menghilang. Setelah itu nabi Ibrahim berkata “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.”

Di pagi hari Nabi Ibrahim melihat matahari yang cahayanya terang benderang di ufuk timur berkata lagi. “Inilah Tuhanku” karena  lebih besar dan cahayanya lebih bersinar”. Saat siang hari mulai memasuki malam, matahari itu menghilang. Bersamaan dengan peristiwa itu menghilang pulalah keyakinan pada matahari sebagai Tuhan. Tidak ada lagi keyakinana dalam diri Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim menemui  kaumnya seraya berkata:

“Hai Kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, sesungguhnya aku menghadapkan diri kepada  Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (Qur’an dalam surat Al- An’aam  ayat 7879).

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan  bukan untuk disembah, tetapi sembahlah Allah, zat yang menciptakan semua itu, jika kamu hendak beribadah secara benar. (Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 37).

Sampai pula pada suatu hari Nabi Ibrahim berkata kepada ayahnya “Wahai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun”? Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu maka ikutilah aku, niscaya  aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang baik dan lurus. Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. “Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir, kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu akan menjadi teman setan”.

 Dijawablah perkataan Nabi Ibrahim ini oleh ayahnya “Ayah nabi Ibrahim menjawab, Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkan aku untuk waktu yang cukup lama”. Nabi Ibrahim tetap tenang, sekalipun ayahnya sangat marah kepadanya, ia berkata ”Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku  akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku, sesungguhnya dia sangat baik kepadaku”. Dengan perasaan yang sangat sedih Nabi Ibrahim pergi dari rumahnya, ia meninggalkan ayahnya yang tetap dalam kesesatan bersama berhala-berhala dan tidak mau meyakini Tuhan yang satu.

Dalam suatu kesempatan, Rasulullah Muhammada SAW, bersabda  tentang pertemuan Nabi Ibrahim dan Azar di akhirat. Kondisi wajah Azar penuh dengan noda hitam dan debu. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepadanya, “Bukankah aku telah memperingatkan engkau agar tidak menentang ajakanku”? Ayahnya menjawab, sekarang aku tidak menentangmu.

Setelah mengetahui sikap ayahnya maka Nabi Ibrahim memanjatkan doa, Ya Rabbi, sesungguhnya Engkau menjanjikan kepada hamba bahwa engkau tidak akan menghinakan hamba pada hari mereka dibangkitkan. Maka kehinaan apakah yang lebih hina dari pada ayah hamba yang jauh dari rahmat-Mu” ? Allah Azza wa Jalla menjawab, “Sesungguhnya aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir”.

Sungguh sangat menyedihkan kehidupan orang-orang yang menggunakan kemerdekaan dirinya untuk mentaati selain Tuhan. Kemerdekaan untuk menentukan pilihan, kemerdekaan untuk mengikatkan keyakinan dan kemerdekaan untuk memberikan ketaatan haruslah hanya untuk Allah Yang Esa saja.

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga hati kita untuk tetap senantiasa mengisi kemerdekaan diri ini dengan hanya untuk menggapai rida ilahi. Amin.. *Ka. Divisi HRD Al Uswah Tuban. (Fa/ed).

 


Like it? Share with your friends!

-1
-1 points

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp