0

Oleh: Juwita Kridha Wicaksini, S.S.*

Salah satu hadist yang masyhur di kalangan para Shufi yang berbunyi : “Man Arafa Nafsahu, Fakat Arafa Rabbahu” Artinya : “Barang siapa mengenal dirinya, maka sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Dari hadist di atas, bolehlah diterjemahkan bebas menjadi, siapa yang ingin mengenal Allah, harus terlebih dahulu mengenal siapa dirinya, baik secara fisik maupun sifat, hingga mampu memahami dirinya seperti apa. Dari sini seseorang akan mengenal siapa penciptanya dan bagaimana peran Allah dalam kehidupannya.

Usia 40 tahun digambarkan sebagai usia yang matang sebagai manusia. Seseorang saatnya mulai memikirkan kehidupan setelah di dunia.

Dalam Al-Qur’an, disebutkan tentang manusia yang sudah memasuki usia 40 tahun. Allah SWT berfirman, yang artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku temasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS: Al Ahqaf : 15).

Mufasir Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, menurut suatu pendapat, biasanya seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai usia empat puluh tahun.

Siapapun yang sudah berusia empat puluh tahun hendaknya semakin berhati-hati dalam menapaki kehidupannya. Banyak hal yang harus dipikirkan sebelum dia melakukan sesuatu sebagai bekal untuk mencegahnya dari perbuatan dosa.

Abu Bakar ibnu Iyasy mengatakan dan Al-Amasy, dan Al-Qasim ibnu Abdur Rahman, bahwa ia pernah bertanya kepada Masruq, “Bilakah seseorang dihukum karena dosa-dosanya?” Masruq menjawab, “Bila usiamu mencapai empat puluh tahun, maka hati-hatilah kamu dalam berbuat.”

Lebih penting lagi, usia ini menjadi saat yang tepat untuk dijadikan momentum mendekat kepada Allah dalam keadaan iman, ingat dan sadar sepenuhnya bahwa diri ini mutlak milikNya dan kapan pun Dia kehendaki, akan kembali padaNya.

Ingat Allah dimanapun, kapanpun dan di saat apapun (susah maupun senang). Dengan mengingat Allah, niscaya hati akan menjadi tenang. Salah satu doa yang dianjurkan adalah Allahumma A’inni A’laa Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni Ibaadatik (Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu).” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih).

Satu lagi, di usia ini pula, manusia juga diminta untuk sering dan selalu bertaubat atas semua kesalahan. Bilamana melakukan satu kesalahan, segera meminta maaf dan mohon ampun kepada Allah hingga seolah-olah dirinya suci seperti bayi yang baru dilahirkan.

Siapapun yang merasa usianya sudah menjelang, dan mencapai bahkan melewati angka 40 tahun, mari kiranya kita musahabah atas diri kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dengan iman dan ketakwaan hanya kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam bisshowab. *Kabid Amal dan Usaha Al Uswah Tuban


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp