0

Oleh: Ika Nurmaya, M.Kes* (Orang tua Salman Sirajuddin, kelas X IPA SMAIT Al Uswah Tuban)

Selama ratusan tahun Indonesia berada dalam penjajahan. Setelah merdeka selama 75 tahun apakah yang telah dirasakan bangsa Indonesia dalam hal kesejahteraan?, bukan hal yang perlu ditutupi bahwa kesejahteraan hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil dari rakyat Indonesia. Apalagi setelah pandemi, berdasarkan laporan dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto selama pandemi COVID-19 telah terjadi penurunan pendapatan masyarakat. Hasil survei yang dilakukan menunjukan bahwa penurunan ini terjadi disemua lapisan masyarakat.

Penurunan yang cukup dalam dialami oleh lapisan penduduk yang berpendapatan rendah yakni kisaran 1,8 juta per bulan. Artinya dampak Covid-19 lebih dalam terhadap masyarakat yang berpendapatan rendah. Pembukaan kegiatan ekonomi di tengah pandemi virus corona diyakini dapat mencegah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun nyatanya, pembukaan kegiatan ekonomi yang kini istilah bekennya new normal masih terjadi PHK. Perusahaan memberhentikan puluhan ribu pekerja. Karena kerugian yang ditimbulkan akibat pandemi virus corona.

Terkait dengan situasi pandemi Covid-19, memunculkan deretan pertanyaan, di manakah negara, para miliuner? Tanyakan juga pada diri kita, apa yang sudah kita perbuat? Untuk menolong mereka yang semakin jauh dari kesejahteraan akibat dampak pandemi ini. Negara memang memiliki filosofi dasar, keadilan sosial, yang tertera jelas dalam dasar negara Pancasila. Seberapa jauh tanggung jawab konstitusi dan amanah kerakyatan dilaksanakan? Untuk hal ini kita sebagai warga masyarakat tidak bisa bergantung pada pemerintah. Jika kita sebagai manusia mengetahui kondisi perekonomian warga sekitar yang sedang terpuruk maka segera lakukan usaha untuk menolong sesama.

Lalu apa saja yang bisa kita lakukan sebagai wujud kepedulian kita terhadap kondisi ini? Pertama, jika kita beragama Islam sesungguhnya telah banyak dalil yang menganjurkan kita untuk berinfak. Diantaranya dalam QS. Al Baqarah [2]: 215 “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan mereka yang berada dalam perjalanan”.

Dengan berinfak kita menyisihkan sebagian untuk warga atau kerabat kita yang membutuhkan. Hal ini bisa mempererat tali silaturahim, menolong memenuhi kebutuhan hidup dan menambah kecintaan di antara kita.

Kedua, dengan Pendidikan. Mengapa? Islam telah mendorong literasi dan pendidikan sejak Al-Qur’an diturunkan semenjak diturunkan, hal tersebut dibuktikan dengan firman Allah QS. Al Mujadilah [58]: 11 yang berbunyi “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..” Dengan Pendidikan terkait upaya peningkatan ekonomi, maka akan mendorong warga atau kerabat kita bisa bangkit dan berdikari. Misalnya Pendidikan membuat kue, tas, makanan atau barang produktif lainnya.
Bisa juga Pendidikan tentang cara mengiklankan produk, cara menulis iklan, cara mengurus perijinan usaha kecil dan sebagainya yang bisa mempercepat pemulihan ekonominya.

Ketiga, dengan memperkenalkan jaringan. Islam juga mengajarkan agar kita berjalan ke segala arah untuk mencari rezekiNya. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Mulk: 15 yang artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. Mengapa membangun jaringan penting? Net-working akan membantu seseorang dalam menambah relasi juga meningkatkan kualitas usaha. Juga bisa memperoleh rekomendasi dari teman atas produk ataupun jasa, dan informasi. Berjejaring akan membuat kita memperoleh
kesempatan sekaligus meningkatkan penjualan. Diharapkan dengan meluasnya jaringan, maka semakin meningkatlah perekonomian orang itu maupun kita sendiri.

Keempat, mengajak mereka mengikuti event, baik yang diadakan oleh swasta maupun pemerintah. Kesempatan tidak datang dua kali, jika itu adalah kebaikan, sudah sepatutnya kita bersegera menggunakan kesempatan yang ada. Hal ini sesuai juga dengan firman Allah QS. Al Anbiyaa’ [21] : 90 ”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan disertai rasa harap dan cemas. Dan mereka pun senantiasa khusyu’ dalam beribadah kepada Kami”. Di akhir surat tersebut juga tercantum syarat berhasilnya sebuah usaha, yaitu berdoa dengan khusyu’ saat beribadah kepada Allah.

Kelima adalah tawakal, pasrah atas ketetapan Allah. Ajaklah mereka untuk mendekat ke Allah tawakal selalu didahului dengan kesungguhan, dengan melakukan ibadah dengan sungguhsungguh. Begitu pula melakukan usaha harus dengan sungguh-sungguh, seperti dalam firman  Allah dalam QS. Al-‘Ankabut [29]: 69 “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. Bahwa ada jaminan dari Allah siapa yang bersungguh-sungguh, maka Allah akan tunjukkan jalannya. Termasuk jalan untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Dengan cara-cara tersebut, diharapkan warga maupun kerabat kita yang perekonomiannya terkena dampak pandemi, bisa bangkit dan terjadi peningkatan dalam pendapatan keluarganya. Bangkit dari keterpurukan, memang butuh kerja sama dan kepedulian sesama. Kita bisa saling menolong dengan membagikan setitik dari apa yang kita punya. Setiap perubahan bisa dimulai dari diri kita sendiri.

Jika punya bakat bicara, maka kita bisa membicarakan hal ini pada aparat ataupun pemimpin agar bisa dimunculkan ide ini, lalu ditindaklanjuti. Jika bisa menulis maka buatlah tulisan di tempat yang orang banyak bisa membacanya. Jika punya jaringan maka sarankan relasi anda yang bisa dihubungi mereka. Jika punya banyak harta, maka infakkanlah pada mereka sehingga bisa membantu. Jika pintar memasak, maka ajarkanlah pada mereka sehingga mereka bisa menghasilkan makanan yang layak jual. Ada banyak cara untuk berbagi, sebagai wujud kepedulian sosial. Ingatlah bahwa kebaikan akan selalu kembali kepada yang menanam. Semakin banyak yang peduli, maka semakin banyak jiwa yang tertolong. Mari berjuang untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka demi ikut mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. *Juara 1 Lomba menulis artikel di SMAIT Al Uswah Tuban. Bekerja sebagai  ASN di RSUD BDH Surabaya


Like it? Share with your friends!

0

3 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  1. MasyaAllah, dengan memberdayakan segenap energi dan potensi secara maksimal dengan berdasar panduan agama maka empati setiap individu akan muncul, bersama-sama saling menolong di tengah himpitan kesulitan akibat pandemi

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp