Oleh: Juwita Kridha Wicaksini, S.S*
“Hadapi setiap musibah dengan tabah. Kuncinya: menjalani, menikmat, dan mensyukuri”. Juwita Kridha Wicaksini
Seorang pelaut ulung tidak dilahirkan dari lautan yang tenang, melainkan dari lautan dengan ombak besar dan badai.
Sering kita dengar ungkapan bijak ini, yang menggambarkan sebuah analogi bahwa seorang yang sukses itu tidak melalui cara instan, namun telah melewati pukulan, tantangan dan perjuangan yang sangat besar dan berat. Dia sudah menaklukan semua itu hingga kesuksesan bisa diraihnya.
Inspirasi di atas juga berlaku untuk siapa saja yang sedang mengalami ujian, musibah, atau cobaan. Memang tidak mudah menghadapi kenyataan bahwa kita mengalami musibah, yang dengan kata lain, Allah sedang menguji dan memberi kita cobaan. Dan konon katanya, sabar itu pada pukulan pertama. Artinya, manusia disebut sabar jika, begitu musibah terjadi, dia bisa menerimanya sebagai kehendak Allah, kemudian dia ridha, tidak murka dan berkeluh kesah.
Sesuatu yang tidak kita sukai, seperti musibah, belum tidak tidak baik untuk kita. Pada hakekatnya, ujian mencerminkan kasih sayang dan keadilan Allah SWT kepada hambaNya. Allah tidak rela menimpakan azab yang tidak terperi sakitnya di akhirat nanti kepada hambaNya sehingga Dia menggantinya dengan musibah dunia ‘yang lebih ringan’. Dalam hal ini, musibah berfungsi sebagai penggugur dosa-dosanya.
Sebuah kisah menarik saya baca di media sosial tentang sebuah insiden kecelakaan yang melibatkan sebuah truk besar yang tergelincir saat melintasi jalan layang. Kepala truk tersebut menerobos pembatas jalan dan sangat masuk akal bisa menyebabkan kendaraat berat itu terjun bebas ke bawah. Namun, karena muatan truk itu berupa beberapa buah mobil, justru inilah yang menyebabkan truk itu tertahan, tidak sampai terjatuh. Ya, berkaca dari kejadian ini, benar adanya, beban yang berat, secara menakjubkan bisa menyelamatkan hidup kita.
Jelas, kita semua pernah mengalami musibah, karena selama kita hidup, kita akan diuji dengan kesenangan dan kesedihan. Musibah itu banyak, bisa berupa sakit, kehilangan jiwa atau harta benda, dan lain sebagainya. Ujian yang berat hanya untuk orang yang hebat, musibah yang besar, khusus untuk mereka yang sabar dan cobaan yang dahsyat, tak akan Allah berikan, kecuali kepada mereka yang taatnya berkali lipat.
Yuk, Sahabat Rehat, hadapi setiap musibah dengan tabah. Katakan pada diri sendiri, “Aku ridha Ya Allah dengan ketetapanMu dan tolong aku dalam menjalaninya. Semoga Engkau takdirkan aku dalam kebaikan dan kesabaran.”
“Allah tidak memberikan beban kepada seorang hamba, melainkan sesuai kesanggupannya…” (QS.Al Baqarah : 286). Berulang kali ayat ini kita baca, masih kurang yakin kita mampu di mata Allah menjalani ujian dan musibah yang datang?
Ada Allah. Kita terima, jalani, nikmati dan syukuri saja semuanya. Indah kan? Kuncinya: Menjalani, Menikmat, dan Mensyukuri. *Kepala Divisi Kurikulum Al Uswah Tuban
0 Comments