Waktu terus berjalan dengan cepat. Tidak terasa kita semua telah memasuki bulan Dzulhijjah 1441 H. Bila menghitung kalender hijriyah, bulan Dzulhijjah 1441 Hijriyah atau 2020 akan dimulai pada Rabu, 22 Juli 2020 hari ini. Sedangkan Hari Raya Idul Adha insyaallah diperingati 31 Juli 2020. Bulan Dzulhijjah salah satu bulan agung yang dimuliakan Allah.
Pada dasarnya setiap waktu mempunyai hal baik yang terkandung. Namun, ada waktu dan momen-momen tertentu yang perlu kita ketahui bersama. Apa saja keutamaan bulan Dzulhijjah? berikut ulasannya.
Keutamaan bulan Dzulhijjah hingga begitu istimewa? Dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 36, Allah berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu. …..”
Di antara keistimewaan bulan Dzulhijjah terletak di 10 hari pertama. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Imam at Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai Allah SWT melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah SWT?” Rasulullah SAW menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah SWT, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Fajr ayat 2: “Dan demi malam-malam yang sepuluh.”
Dikutip dari buku “Fiqih Qurban Perspektif Madzhab Syaafi’iy” oleh Muhammad Ajib, Imam Ibnu Katsir menyebutkan, “Dan malam-malam yang sepuluh maksudnya adalah sepuluh (pertama) dari bulan Dzulhijjah, sebagaimana telah dikatakan oleh Ibnu’Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan selain mereka baik dari kalangan salaf maupun khalaf”.
Selain keistimewaan tersebut, ada sebuah hadits yang menjelaskan tentang amalan kecintaan Allah SWT. Hadits tersebut adalah riwayat Imam Bukhari dari Sayyidina Abdullah ibn’Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih Allah cintai dari hari-hari ini (maksudnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).
Dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari & Muslim).
Dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang, kedua bulan itu adalah bulan id: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah.” (HR. Al Bukhari & Muslim).
Dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “…puasa hari ‘arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai kaffarah satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad & Muslim).
Seperti dirilis oleh kalamsindonews.com, Pengasuh Ponpes Al-Fachriyah, Tangerang, Habib Ahmad bin Novel Jindan memaparkan keistimewaan bulan itu sebagaimana diabadikan dalam Surah Al-Fajr ayat 1-2 yang artinya “Demi Fajar, dan demi malam-malam yang sepuluh”.
Ahli Tafsir Qur’an menafsirkan bahwa malam-malam yang sepuluh dalam ayat itu adalah sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Adapun yang dimaksud dengan fajar dalam ayat itu, salah satu tafsirnya adalah fajar hari Arafah atau juga fajar hari Idul Adha.
“Allah Ta’ala tidak bersumpah kepada sesuatu melainkan sesuatu tersebut sangatlah agung. Di bulan Dzulhijjah ini kita dianjurkan banyak hal oleh agama,” kata Habib Ahmad.
Di antara amalan yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah adalah berpuasa pada hari Arafah bagi yang tidak pergi haji. Kemudian berkurban di hari raya Idul Adha bagi yang mampu. Minimal di setiap rumah ada kurban yang disembelih.
Rasulullah SAW bersabda: “Seorang anak adam tidak melakukan suatu amal ibadah di hari raya Idul Adha yang lebih mulia di sisi Allah dari berkurban. Dan sesungguhnya kurban yang ia sembelih akan datang di hari kiamat dengan tanduk, bulu dan kukunya (sebagai saksi di hadapan Allah). Dan sesungguhnya darah kurban yang engkau sembelih telah mencapai tempat yang tinggi di sisi Allah sebelum darah itu menyentuh tanah, maka gembirakan diri kalian dengan kurban kalian.”
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, “Besarkan kurban kalian sebab kurban yang kalian sembelih akan menjadi kendaraan kalian ketika melewati Sirath (jembatan di atas neraka) yang membawa kalian (ke surga).”
“Janganlah kita pelit dan kikir. Sisihkan harta kita untuk berkurban dan meraih pahala besar dari Allah. Orang yang kikir sebenarnya hanyalah merugikan dirinya sendiri. Rasulullah bersabda barangsiapa yang mampu untuk berkurban namun dia tidak berkurban maka jangan sekali-kali dia mendekati musalla kami,” pesan Habib Ahmad.
0 Comments