Oleh: Fauzi Prayitno, M.A*
Utsman bin Affan lahir di tahun gajah dan lebih muda dari Rasulullah SAW, terpaut sekitaran 5-6 tahun. Beliau Khalifah Ar Rasyidin yang dikenal sebagai sosok yang amat dermawan beliau juga dikenal sebagai sahabat yang begitu Bijaksana, Utsman bin Affan patut untuk kita jadukan teladan akhlaq mulia.
Sifat pendiam menjadi karakter Utsman bin Affan, menjadikan Utsman bin Affan dikenal sebagai sahabat yang meriwayatkan hadis paling sedikit. Padahal Utsman bin Affan merupakan sahabat dekat Rosulullah bahkan menjadi menantu Beliau dengan menikahi dua putri Rosulullah, yakni Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Dengan begitu Utsman bin Affan dijuluki sebagai “ Dzun Nurain ” lelaki yang memiliki dua cahaya, dan ini menandakan bahwa sang Mertua (Rasulullah) percaya bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang telah dipercaya dalam membimbing kedua putri Beliau.
Dalam sifat pendiamnya yang membawa beliau untuk menghindari perkataan atau pun pembicaraan yang mengundang yang mengandung kesia-siaan dan perdebatan panjang. Beliau Utsman bin Affan lebih mengutamakan berbicara hanya pada sesuatu yang bijak dan bermanfaat.
Hal lain pada diri beliau dikarenakan berbicara pada sesuatu yang bersifat mulia dan terbilang penting. Tak heran jika tutur kata beliau dikenal sangat indah bahasanya dan amat begitu bijak.
Abdurrahman bin Khatib pernah mengatakan, “Aku tidak pernah mendengar seorang sahabat Nabi SAW yang lebih indah bahasanya dan lebih bijak tutur katanya melebihi Utsman bin Affan”.
Utsman bin Affan sangat menjaga lisannya dari perkataan yang sia-sia atau pun mengundang bahaya. Ia berusaha membuat orang-orang di sekelilingnya paham dengan tutur dan bahasa yang mudah namun indah. Sehingga beliau memiliki kata-kata mutiara, “Lisan yang licin jauh lebih berbahaya dari pada kaki yang licin.”
Sifat berikutnya dari Utsman bin Affan terkenal sebagai seorang yang pemalu. dalam sebuah riwayat dari Aisyah dikatakan bahwa ketika Nabi SAW sedang berbaring, beliau menyambut Abu Bakar dengan menjawab salamnya dalam posisi yang tetap berada di atas tempat tidur, tetapi bagian gamisnya sedikit terangkat, sehingga menampakkan sebagian betisnya. Usai berbincang-bincang, Abu Bakar pun pamit. Tak lama kemudian, Umar bin Khattab minta izin untuk menemui Rasulullah SAW.
Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Umar pun ikut pamit pergi dari rumah Nabi SAW. Setelah itu, giliran Utsman bin Affan yang ingin bertemu Rasulullah. Setelah memberi izin, Aisyah memperhatikan suaminya itu yang kini mengubah posisi duduknya, sehingga betisnya yang tadinya tersingkap, menjadi tertutup. Menyaksikan Perihal tersebut, Aisyah pun bertanya
“Wahai Rasulullah, engkau tidak bersiap begitu (mengubah posisi) ketika kedatangan ayahku (Abu Bakar) dan Umar,”
Rasulullah SAW menjawab, “Utsman merupakan seseorang yang pemalu. Bila dia masuk, sedangkan aku masih berbaring, pasti dia malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang, padahal dia belum menyelesaikan keperluannya. Wahai Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seseorang yang dimalui (disegani) oleh para malaikat?”
Dalam riwayat yang lain, Utsman bin Affan tidak pernah baca ayat yang pendek dalam Tahajud. Ketika ditanya, “Mengapa Engkau membaca ayat yang begitu pajang sekali?” Beliau pun menjawab “Saya malu memberikan sedikit kepada Allah”
Keteladanan sifat mulai yang menonjol dari Utsman bin Affan ialah kedermawanannya.
Beliau dianugerahi Allah dengan kekayaannya kini masih bertahan sampai sekarang. Itulah mengapa sahabat Rasulullah SAW yang satu ini memiliki tabungan atas namanya sendiri di salah satu bank Saudi Arabia. Tabungan tersebut adalah hasil pengembangan hartanya yang bersumber dari Sumur Bi’ru yang dulu Beliau beli dengan harga 38.000 dirham yang kemudian ia wakafkan untuk kepentingan umat Islam.
Sebagai sahabat Rasulullah beliau sangat memahami “Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepadanya, seorang ‘alim ” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). *Pemimpin Umum Majalah Al Uswah Tuban
0 Comments