0

Kita telah mengenal Habbatus sauda, diantaranya: minyak zaitun, madu, dan bekam (hijamah) menjadi alternatif pengobatan pada era modern kini. Bahkan, kedokteran modern mulai tertarik meneliti karena kandungannya yang mujarab sebagai obat. Kita percaya bahwa habbatus sauda adalah obat segala penyakit, tetapi orang yang meramu dan melakukan pengobatannya juga harus orang yang ahli serta memiliki pengalaman.

Produk Habbatus sauda hanyalah beberapa dari sekian banyak Thibbun Nabawi atau pengobatan Nabi yang pernah diajarkan Rasulullah. “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya,” hadist riwayat Imam Bukhari. Sehingga sampailah kepada manusia bahwa segala penyakit yang muncul di dunia ini tidak lah Allah telah memberikan solusi atau obat untuk menyembuhkannya.

Pada dasarnya semua penyakit yang ada saat ini semuanya terdapat obatnya. Jika ada penyakit yang belum ada obatnya, itulah yang menjadi pertanyaan besar terhadap praktisi kesehatan saat ini. Yang perlu harus dikaji dan teliti apa obat yang cocok untuk suatu penyakit.

Istilah Thibbun Nabawi sebenarnya tak dikenal pada masa kerasulan. Penggunaan istilah tersebut baru familiar pada abad ke-13 oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad. Dalam bahasa Arab, thibb berasal dari thabba – yathubbu – thabban yang bermakna kemahiran, memperbaiki, mengobati.

Dari akar kata yang sama, thabbib berarti pelaku yang mengobati atau dokter. Sehingga, thibb-an-nabawi secara bahasa berarti pengobatan nabi.

“Thibbun Nabawi adalah segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan atau pengobatan (penyakit jasad, ruh dan indera) yang diucapkan, ditetapkan (akui) secara pasti (bukan sangkaan) dan diamalkan oleh Rasulullah baik untuk mengobati dirinya sendiri atau orang lain.”

Kunci dari pengobatan ini ada prinsip dasar yang harus dimiliki pada saat melakukan terapis. yaitu: Tawakal dan yakin dengan izin Allah semua penyakit bisa disembuhkan, Istiqamah dalam pengobatannya, Diagnosa, ramuan (pemilihan obat) dan dosis yang tepat, Hindari berbagai pantangan yang dapat menghambat kerja obat.

Pengobatan Thibbun Nabawi harus dilakukan secara konsisten dan dengan diagnosa dan dosis yang tepat. Tidak cukup dengan hanya cukup sekali saja, karena proses penyembuhan terkadang tidak terjadi dalam satu malam. Perlu konsistensi dalam tritmen pasien sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Namun dengan kadar keimanan dan keyakinan yang tinggi semua itu sangat bisa terjadi.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Habbatus sauda ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari penyakit as-saam”. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu ‘anha) bertanya: “Apakah as-saam itu?” Beliau menjawab: “Kematian.” (HR. Al-Bukhari).

 Ada sebagian orang salah paham dengan Thibbun Nabawi. Ada yang sekadar minum Habbatus sauda dan minum madu tanpa takaran yang jelas, ia sangka sudah menerapkan Thibbun Nabawi. Padahal seperti yang sudah dijelaskan bahwa Thibun Nabawi merupakan suatu metode yang kompleks. Begitu juga dengan sebagian kecil pelaku herbal yang hanya dengan menambahkan madu atau Habbatus sauda dalam ramuannya, maka ia klaim bahwa ramuannya adalah Thibbun Nabawi.

Perlu kita ketahui bahwa konsep Thibbun Nabawi adalah konsep kedokteran yang kompleks sebagaimana kedokteran yang lain. Dalam Thibbun Nabawi perlu juga kemampuan mendiagnosa penyakit, meramu bahan dan kadarnya, mengetahui dosis obat dan lain-lain.

Rasul juga mengajarkan pengobatan seperti bekam (hijamah), khitan, wudhu, dan gurah. Selain itu, ayat-ayat Al-Qur’an juga sering kali digunakan untuk pengobatan. Dikenal juga pengobatan dengan rukiah.

Sejarah bekam dimulai pada zaman Rasulullah, ini bisa dibuktikan pada salah satu hadist dari Ibnu Umar, r.a bahwa Rasulullah SAW, bersabda:“Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada melainkan Para Malaikat, mengatakan: “Hai Muhammad, perintahkan umatmu untuk berbekam. Karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist (cendana india) dan syuniz (jintan hitam)”.

Namun, semua kembali lagi ke individu masing-masing sesuai dengan kemantapan hati. Ada yang mantap di medis, ada yang Thibbun Nabawi. Semua tergantung selera.

Manfaat bekam dalam membantu proses penyembuhan. Terdapat setidaknya 3 faktor “penyembuh”, yaitu: Pengeluaran darah kotor atau darah yang berpotensi mengandung toksin, Perbaikan fungsi organ tubuh, dan Penambahan antibodi tubuh.


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp