-1
-1 points

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Uswah Tuban selalu menjadi lembaga yang terus berkreatif dalam setiap programnya. Baik kepada guru dan siswanya yang menjadi bagian dari jalan dakwah ini.

Rangkaian kegiatan disusun untuk menyiapkan siswa berkompetisi secara sehat. Siswa kelas V A-E larut dalam suasana ceria mengikuti pagelaran ujian Tugas Akhir (TA). Setidaknya event yang menjadi langganan siswa SDIT Al Uswah meraih apresiasi dari karya ilmiahnya. Berkompetisi secara sehat dan bisa berprestasi membanggakan orangtua dan sekolah.

Siswa saat ujian TA (Foto: Pembimbing/2020)

Apa yang telah dipelajari di kelas telah menunjukkan hasil positifnya. Ratusan siswa meraih prestasi dengan menelurkan karya terbaiknya. Ini menunjukkan bahwa lembaga ini memang layak untuk menjadi jujugan wali murid dalam mendidik anaknya. 

Total ada 108 siswa yang terlibat dalam TA ini. Seluruh siswa tampil ujian di depan tiga penguji yang siap memberikan pertanyaan, koreksi, arahan, dan kritikan dalam setiap presentasinya. Presentasi seratus delapan siswa dibagi menjadi tiga hari. Di hari Jumat, 21 Februari 2020 ada 43 siswa. Di Hari Sabtu, 22 Februari 2020 ada 42 siswa dan sisanya di Hari Senin, 24 Februari 2020. Tempat presentasi di Laboratorium Bahasa SDIT Al Uswah Tuban.

Siswa saat presentasi ujian TA (Foto: Pembimbing/2020)

Total ada dua puluh delapan Pembina yang terlibat membimbing 108 siswa dalam proses TA. Beragam judul TA didapati sesuai kesepakatan anak dan pembimbingnya serta orangtuanya.

Adapun tiga pengujinya, yakni Ustazah Anggraini Ayu Widyaningrum, Ustazah Yuni Purwati, dan Ustaz Tarju. Ketiga penguji memiliki peran dan kategori penilaian yang berbeda. Di Ustazah Anggrai menilai tingkat keilmiahan suatu karya. Beliau ini pengajar di SMPIT Al Uswah yang juga sebagai Pembina karya ilmiah remaja. Jika Ustazah Yuni menilai tentang tata bahasa, penulisan di makalah yang diprint. Sedangkan Ustaz Tarju menilai terkait power point dan penampilan saat ujian.

Siswa saat menjawab pertanyaan penguji TA (Foto: Pembimbing/2020)

Ketiga penilaian dari penguji akan dijumlah dan diperoleh juaranya. Bagi anak yang mampu menciptakan karya berbentuk benda, akan diinventasris sekolah sebagai kekayaan intelektual siswa.

Menurut salah penguji, Tarju merasa terkesan dengan salah satu karya dari siswa. Karya tersebut atas nama ananda Abid kelas VC, ia menciptakan alat pendeteksi kekerasan batu kumbung. Jadi, ada beberapa batu kumbung yang di tes kekerasannya dengan alat tersebut. Saya kira ini bagus karena sesuai dengan kebutuhan di Tuban. Katanya.

“Cara menggunakan alat tersebut cukup mudah. Alat itu dijatuhkan ke permukaan batu. Semakin tinggi jarak jatuhnya alat dengan permukaan batu maka semakin bagus kualitas batunya”.  Ungkapnya.

Siswa saat menunjukkan hasil karyanya di ujian TA (Foto: Pembimbing/2020)

Prestasi belajar  tidak  dapat  dipisahkan  dari  kegiatan  belajar, karena  belajar  merupakan  suatu  proses,  sedangkan  prestasi  belajar adalah  hasil  dari  proses  pembelajaran  tersebut.  Bagi  seorang  anak, belajar  merupakan  suatu  kewajiban.  Berhasil  atau  tidaknya  seorang anak  dalam  pendidikan  tergantung  pada  proses  belajar  yang  dialami oleh anak tersebut. Terpenting bagi anak bisa tampil di publik dengan rasa percaya diri dengan karyanya. Bahwa setiap anak memiliki karyanya masing-masing.

Acara demi acara di atas memang telah ditunggu-tunggu oleh segenap siswa dan wali murid sampai dengan pembimbing untuk unjuk gigi. Mengasah kemampuan dan mentalitas juara. Ini hadir untuk memeriahkan proses belajar-mengajar di sekolah.


Like it? Share with your friends!

-1
-1 points

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this
Chat
Hallo Sahabat Al Uswah
Admin ChatAl Uswah CentreWhatsApp
Dsu Al UswahWhatsApp