Oleh: Siti Yuliana, S.Pd*
Keluarga merupakan ujung tombak dari pendidikan anak. Dari keluarga pendidikan anak dimulai. Setiap orang pasti menginginkan keluarga yang baik dan saleh. Keluarga yang sakinah memiliki beberapa ciri yaitu berdiri kokoh pada pondasi keimanan, selalu menghiasi rumah dengan nuansa islami, kasih sayang, saling melengkapi di antara keluarga, ber-akhlakul karimah, pandai bersosialisasi dan masih banyak lagi.
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan anak. Pendidikan mampu terbangun dari rumah. Orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang saleh, cerdas, dan peka terhadap lingkungan sosial. Namun, terdapat beberapa hal yang menyebabkan pendidikan tersebut gagal atau tidak diterima oleh anak. Hal-hal yang dirasa mampu mempengaruhi pendidikan anak, antara lain:
1. Teladan dari Orang Tua dan Lingkungan
Dalam mendidik, teladan bagi anak menjadi unsur yang sangat penting. Karena di sini orang tua berperan menjadi model sedangkan anak sebagai penonton. Anak akan mudah meniru dan melakukan apa yang dilakukan, kebiasaan, serta pengucapan kata-katanya dari orang tuanya bisa berpengaruh besar bagi perkembangan anak. Mulai dari cara berkomunikasi, berjalan, serta cara menasehati orang lain.
2. Peran Cinta dan Kasih Sayang dalam Pendidikan
Cinta dan kasih sayang ibarat tali yang mampu mengikat hati yang mampu memancarkan rasa positif pada anak. Kasih sayang memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak-anak. Ketika kasih sayang orang tua tertanam dalam hati anak, maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut hal-hal baik dari orang tuanya. Dengan buah dari kasih sayang maka anak akan mudah dinasehati dan diarahkan.
3. Orang Tua Dituntut Harus Cerdas Menyelesaikan Masalah
Setiap keluarga pasti terdapat masalah dalam kehidupan. Ketika berumah tangga pastilah jalan tak selalu mulus dan rapi. Terdapat gesekan, perbedaan pendapat atau hal yang lainnya akan menjadi pemicu terjadinya masalah. Masalah yang dibiarkan berlarut-larut juga akan mempengaruhi psikologis anak. Sehingga ketika terdapat masalah maka harus segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai anak menjadi korban karena kepenatan orang tua, atau justru menyaksikan orang tua berkata kasar atau hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Menjadi Motivator untuk Anak
Motivasi merupakan trik terbaik untuk memicu semangat, menjadikan anak untuk berani menyajikan prestasi yang terbaik. Ketika orang tua sering memberi motivasi pada anak maka anak akan menjadi optimis dan pantang menyerah meraih mimpinya. Selain itu motivasi memberikan efek yang luar biasa bagi perkembangan sosial emosional seseorang dan mampu memberikan kesuksesan.
5. Anak tidak Betah Berada di Rumah, Kenapa?
Ketika anak mulai beranjak dewasa, anak rata-rata akan lebih terpengaruh pada pergaulan teman sebaya dan lingkungan yang dianggap menyenangkan. Terlalu sering menasehati anak juga akan menjadikan anak menjadi jenuh. Selalu mengatur-ngatur segalanya padahal anak ingin ditanyakan pendapatnya.
Rutinitas yang selalu sama akan menjadikannya juga jenuh. Kurang perhatian, serta terdapat konflik dalam rumah tangga.
Anak merupakan titipan dari Allah SWT. Maka ketika kita ingin berhasil dalam mendidiknya, maka syarat utamanya adalah kita harus memahaminya terlebih dahulu. Kemudian mendidiknya dengan hal yang terbaik sesuai dengan kebutuhan perkembangannya serta menjadi sahabat yang baik untuk anak. *Penulis aktif mengajar di KBIT Al Uswah Tuban
.
0 Comments